Tampilkan postingan dengan label CERITA HOT. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label CERITA HOT. Tampilkan semua postingan

Jumat, 06 April 2012

Gejolak nafsu terpendam - 2

Gejolak nafsu terpendam - 2:
Kurasakan penisku berkedut-kedut dan crott! crott! crott! kutumpahkan seluruh spermaku di dalam lubang anusnya. Mbak Vira kemudian merebahkan tubuhnya diatas tubuhku. Sambil menindihku dia tersenyum puas. Malam itu, aku dan Mas Iwan menginap disana. Dan berpesta sampai pagi, sampai kami sama-sama puas dan kelelahan.




Panasnya sinar matahari yang menerobos jendela kamarku, membangunkanku dari tidurku yang lelap. Setelah hampir semalam penuh aku merasakan nikmatnya bersetubuh dengan Mbak Rina dan Mbak Vera. Dan aku baru pulang dari rumahnya kerumah Mas iwan jam 05.00 dinihari.



Dengan sedikit bermalas-malasan, aku pergi ke kamar mandi membersihkan badan. Selesai mandi badan rasanya segar sekali. Siang itu kurasakan lain dari biasanya, rumah Mas Iwan tampak sepi sekali. Oh ya, aku baru ingat kalau hari ini, Mas Iwan mengantar Tante Sari kondangan ke kampung sebelah. Jadi yang ada di rumah hanya Mbak Erna dan Aku.



Dengan hanya mengenakan handuk yang kulilitkan dipinggangku, aku pergi ke dapur. Membuat secangkir kopi. Sampai didapur kudapati Mbak Erna sedang mencuci piring.



�Pagi Mbak,� sapaku.



Mbak Erna tak menjawab sapaanku. Mukanya cemberut. Aku heran, tumben Mbak Erna begitu, biasanya dia sangat ramah padaku.



�Ada apa sih Mbak, kok cemberut begitu,� tanyaku lagi. �Mbak marah sama aku? atau Mbak nggak senang ya, aku disini,� imbuhku.



Mbak erna masih diam saja, membuatku tak enak hati dan bertanya-tanya dalam hati.



�Ok, Mbak. Kalau Mbak nggak senang, aku pulang aja deh,� �Jangan-jangan pulang Don, aku nggak marah sama kamu,� sahutnya sambil menarik tanganku. �Habis Mbak marah sama siapa? Boleh tahu kan Mbak?� tanyaku lagi. �Ok, Mbak akan kasih tahu, tapi jangan bilang sama siapa-siapa ya!,� jawabnya. �Aku janji Mbak,� kataku meyakinkannya. �Don, aku lagi kesal sama Mas Iwan,� kata Mbak sari. �Kesal kenapa Mbak,� selaku. �Belakangan ini, Mas Iwan dingin sekali padaku Don,� katanya sambil merebahkan kepalanya didadaku. �Setiap aku pingin begituan, dia selalu menolak,� imbuhnya sambil tersipu malu. �Mungkin Mas Iwan lagi lelah Mbak,� hiburku sambil kuusap-usap rambutnya. �Ah, masak setiap malam lelah,� sahutnya. �Mungkin ada yang bisa aku bantu, untuk menghilangkan kekesalan Mbak,� pancingku.



Mbak Erna tak menjawab pertanyaanku. Sebagai orang yang cukup berpengalaman soal sex, aku tahu Mbak Erna sangat kesepian dan menginginkan hubungan sexsual. Maka dengan memberanikan diri, kukecup lembut keningnya. Dan kurasakan remasan halus tangannya yang masih memegang tanganku. Merasa mendapat respon positif, kugerakkan bibirku menciumi kedua pipinya dan berhenti dibelahan bibir mungilnya.



Mbak Ernapun membalas kecupanku pada bibirnya dengan kuluman yang hangat, penuh gairah. kukeluarkan lidahku, mencari lidahnya. Kuhisap-hisap dan kusedot-sedot. Kulepaskan tanganku dari genggamannya dan kugerakkan menggerayangi tubuh Mbak Erna. Dan perlahan-lahan kususupkan tangan kananku kebalik gaun tidurnya. Dan kurasakan halusnya punggung Mbak Erna. Sementara tangan kiriku meremas-remas pantatnya yang padat. Mbak Erna melepaskan seluruh pakaiannya. Agar aku lebih leluasa menggerayangi tubuhnya.



Setelah semua terlepas maka terpampanglah pemandangan yang luar biasa. Dengan jelas aku bisa melihat buah dadanya yang montok, perutnya yang ramping dan vaginanya yang dicukur bersih. Membuat nafsu birahiku semakin menjadi-jadi dan kurasakan penisku menegang. Akupun melepaskan kulumanku pada bibirnya dan dengan sedikit membungkukkan badanku. Aku mulai menjilati buah dadanya yang mulai mengeras, secara bergantian.



Puas menjilati buah dadanya, jilatanku kupindahkan ke perutnya. Dan kurasakan halusnya kulit perut Mbak Erna. Mbak Erna tak mau ketinggalan, ditariknya handuk yang melilit dipinggangku. Dengan sekali sentakan saja, handukku terlepas.



�Aow, besar sekali don penismu,� decaknya kagum, sambil memandangi penisku yang telah menegang dan mengacung-ngacung setelah handukku terlepas. Mbak Erna menggerakkan tangannya, meraih batang penisku. Diusap-usapnya dengan lembut kemudian dikocok-kocoknya, membuat batang penisku semakin mengeras.



Tak terasa sudah dua puluh menit berlalu, Kusudahi jilatanku pada perutnya. Kuangkat tubuhnya dan kududukkan diatas meja dapur. Kedua pahanya kubuka lebar-lebar. Dan terpampanglah di depanku bukit kecil yang dicukur bersih. Bibir vagina yang memerah dengan sebuah daging kecil yang tersembul diatasnya. Kubungkukkan tubuhku dan kudekatkan wajahku ke selangkangannya. Dan aku mulai menjilati pahanya yang putih mulus, dihiasi bulu-bulu halus. Sambil tanganku meraba-raba vaginanya.



Beberapa menit berlalu, kupindahkan jilatanku dari pahanya ke vaginanya. Mula-mula kujilati bibir vaginanya, terus kebagian dalam vaginanya. Lidahku menari-nari didalam lubang vaginanya yang basah.



�Ohh.. terus.. Don.. terus.. Nik.. Matt,� serunya tertahan. Membuatku semakin bersemangat menjilati lubang vaginanya. Kusedot-sedot klitorisnya. Pantat Mbak Erna terangkat-angkat menerima jilatanku. Ditariknya kepalaku, dibenamkannya pada selangkangannya.



�Ohh.. Don.. Aku.. Tak.. Tahan.. Masukin Don.. Masukin penismu,� pintanya menghiba.



Kuturuti kemauannya. Aku kemudian berdiri. Kuangkat kedua kakinya tinggi-tinggi, hingga ujung jari kakinya berada diatas bahuku. Kudekatkan penisku keselangkangannya. Mbak Erna meraih penisku dan menuntunnya ke lubang vaginanya. Kudorong maju pantatku hingga kepala penisku masuk ke lubang vaginanya.



Aku diam sejenak mengatur posisi supaya lebih nyaman, lalu kudorong pantatku lebih keras, membuat seluruh batang penisku masuk ke lubang vaginanya. Kurasakan penisku dijepit dan dipijit-pijit lubang vaginanya yang sempit. Vaginanya penuh sesak karena besarnya batang penisku.



�Aow.. Pelan-pelan.. Don.. penismu gede sekali,� pekiknya, ketika aku mulai memaju mundurkan pantatku, membuat penisku keluar masuk dari lubang vaginanya.



Tak terasa sudah tiga puluh menit aku memaju mundurkan pantatku. Dan kurasakan vagina Mbak Erna berkedut-kedut. Dan otot-otot vaginanya menegang.



�Ohh.. Don.. Aku.. Keluarr.. Sayang,� teriaknya lantang. Sedetik kemudian kurasakan cairan hangat keluar dari vaginanya. Dan Mbak Erna mencapai orgasmenya. Mbak Erna tahu kalau aku belum mencapai puncak kenikmatan. Dia turun dari atas meja dapur. Kemudian berjongkok dihadapanku. Diraihnya penisku dan dikocok-kocok dengan tangan kanannya sedangkan tangan kirinya meremas-remas buah pelirku.



�Akhh.. Mbak.. Enak.. Nikk.. Mat.. terus,� seruku, ketika Mbak Erna mulai menjilati batang penisku. Dari kepala hingga pangkal penisku dijilatinya. Mataku merem melek merasakan nikmatnya jilatan Mbak Erna. Aku semakin merasa nikmat ketika Mbak Erna memasukkan penisku ke mulutnya yang mungil. Dan mulai mengulum batang penisku. Mbak Erna memaju mundurkan mulutnya, membuat penisku keluar masuk dari mulutnya. Sementara tangannya mengocok-ngocok pangkal penisku.



�Oohh.. Mbak.. Akuu.. Tak.. Tahan,� teriakku.



Dan kurasakan penisku berkedut-kedut semakin lama semakin cepat. Kujambak rambutnya dan kubenamkan kepalanya diselangkanganku.



�Mbak.. Akuu.. Ke.. Luarr,� teriakku lagi lebih keras. Mbak Erna semakin cepat memaju mundurkan mulutnya. Dan crott! crott! crott! penisku memuntahkan sperma yang sangat banyak di mulutnya. Mbak Ernapun menelannya tanpa ragu-ragu. Dan tanpa rasa jijik sedikitpun dia menjilati sisa-sisa spermaku sampai bersih.



�Terimakasih Don, kamu telah memberiku kepuasan,� pujinya sambil tersenyum. �Sama-sama Mbak, aku juga sangat puas,� sahutku. �Mbak masih mau lagi kan,� tanyaku. �Mau dong, tapi kita mandi dulu yuk,� ajaknya.



Kemudian kami meraih pakaian masing-masing untuk selanjutnya bersama-sama pergi ke kamar mandi membersihkan badan. Sehabis mandi, masih sama-sama telanjang, kubopong tubuhnya menuju taman disamping rumah. Aku ingin melaksanakan impianku selama ini, yaitu bersetubuh ditempat terbuka.



�Don.. Jangan disini sayang, nanti dilihat orang,� protesnya. �Kan nggak ada siapa-siapa di rumah Mbak,� sahutku.



Mbak Ernapun tidak protes lagi, mendengar jawabanku. Sambil berdiri kupeluk erat tubuhnya. Kulumat bibirnya. Mbak Erna membalas lumatan bibirku dengan pagutan-pagutan hangat. Cukup lama kami bercumbu, kemudian aku duduk dikursi taman. Dan kusuruh Mbak Erna berjongkok dihadapanku. Mbak Erna tahu maksudku. Diraihnya batang penisku yang masih layu. Dielus-elusnya lembut kemudian dikocok-kocok dengan tangannya.



Setelah penisku mengeras Mbak Erna menyudahi kocokkannya, dia mendekatkan wajahnya ke selangkanganku. Lidahnya dijulurkan dan mulai menjilati kepala penisku. Lidahnya berputar-putar dikepala penisku, kemudian turun kepangkalnya.



�Oohh.. terus.. Mbak.. Nikmat banget,� desahku. �Isepp.. Mbak.. Isep,� pintaku. Mbak Erna menuruti kemauanku.



Dimasukkannya penisku kemulutnya. Hampir sepertiga batang penisku masuk ke mulutnya. Sambil tersenyum padaku, dia mulai memaju mundurkan mulutnya, membuat penisku maju keluar masuk dimulutnya.



�Mbak.. Aku.. Tak.. Tahan,� seruku. Mbak Erna kemudian naik ke pangkuanku. Vaginanya pas berada diatas selangkanganku. Diraihnya penisku dan dibimbingnya ke lubang vaginanya. Mbak Erna mulai menurunkan pantatnya, sedikit demi sedikit batang penisku masuk ke lubang vaginanya semakin lama semakin dalam. Hingga seluruh batang penisku masuk ke lubang vaginanya. Sesaat kemudian Mbak Erna mulai menaik turunkan pantatnya. Sesekali digoyang-goyangkan pantatnya kekiri-kekanan. Aku tak mau kalah, kusodok-sodokkan pantatku ke atas seirama dengan goyangan pantatnya.



�Ohh.. Don.. Aku.. Mauu.. Ke.. luarr,� teriaknya setelah hampir tiga puluh menit menggoyang tubuhku. Dan kurasakan otot-otot vaginanya menegang. Tangannya mencengkeram dadaku dengan keras. Sesaat kemudian kurasakan cairan hangat merembes dilubang vaginanya.



�Aku tak ingin mengecewakanmu Don,� katanya sambil tersenyum. Dia menarik penisku keluar dari lubang vaginanya, kemudian memasukkannya ke lubang anusnya. Mbak Erna rupanya tahu kesenanganku. Meski agak susah, akhirnya bisa juga seluruh batang penisku masuk ke lubang anusnya. Perlahan tapi pasti Mbak Erna mulai menaik turunkan pantatnya. Membuatku merasakan nikmat yang tiada taranya.



Cukup lama Mbak Erna menggoyang-goyangkan pantatnya, kemudian kami berganti posisi. Kusuruh dia menungging, membelakangiku dengan tangan bertumpu pada kursi taman. Kugenggam penisku dan kuarahkan tepat ke lubang anusnya. Kudorong sedikit demi sedikit, sampai seluruhnya amblas tertelan lubang anusnya. Lalu kudorong pantatku maju mundur. Kurasakan nikmatnya lubang anus Mbak Erna. Sambil kucucuk-cucuk lubang vaginanya dengan jari-jariku. Membuat nafsu birahi Mbak Erna bangkit lagi. Mbak Erna mengimbangi gerakkanku dengan mendorong-dorong pantatnya seirama gerakkan pantatku.



Aku semakin mempercepat gerakkan pantatku, ketika kurasakan akan mencapai orgasme. Demikian juga jari-jariku semakin cepat mencucuk vaginanya.



�Mbak.. Mbak.. Akuu.. Mau.. Keluar,� seruku. �Akuu.. Juga.. Don,� sahutnya.



Dan dalam waktu yang hampir bersamaan, kami mencapai orgasme. Kutarik penisku dari lubang anusnya, dan kutumpahkan spermaku dipunggungnya. Mbak Erna kemudian membalikkan badannya dan berdiri, sambil memintaku duduk kursi taman. Didekatkannya selangkangannya kewajahku. Ditariknya rambutku dan dibenamkannya kepalaku keselangkangannya. Dan akupun mulai menjilati vaginanya sambil duduk. Kuhisap dan kusedot-sedot cairan hangat yang keluar dari lubang vaginanya. Mbak Erna sangat puas dengan perlakuanku.



Hari itu kami melakukan persetubuhan sampai puas, dengan berbagai macam gaya. Sungguh luar biasa Mbak Erna, meskipun tinggal dikampung. Tapi dalam soal bersetubuh dia tak kalah dengan orang kota. Memang sungguh nikmat istri Mas Iwan. Vagina dan lubang anusnya sama nikmatnya. Membuatku ketagihan menyetubuhinya.



Tak terasa sudah satu bulan aku berlibur dikampung Mas Iwan. Malam-malam yang kulewati bersama Mbak Erna dan Tante Sari membuat waktu satu bulan terasa cepat sekali. Sudah saatnya aku kembali kekotaku, karena tiga hari lagi aku harus ke sekolah.



Saat berangkat dari kampung Mas Iwan, aku tidak sendirian. Ada Vivi, anak kandung Tante Sari menemaniku. Gadis cantik berkulit putih dan bertubuh langsing ini, baru tamat SMP dan akan melanjutkan SMU di kota. Tante sari meminta tolong padaku agar mengantarkan Vivi, mencari rumah kost di dekat sekolah.



Dengan menempuh dua jam perjalanan, sampailah kami di kota. Dan setelah berpuar-putar cukup lama, akhirnya kudapatkan rumah kost untuk Vivi. Pemilik rumah adalah seorang janda cantik berusia sekitar 32 tahun, namanya Yeni. Setelah memberikan kunci kamar pada Vivi, Tante Yeni meninggalkan kami berdua.



Sehabis membantu Vivi mengangkat barang-barangnya ke dalam kamar, aku merasa haus. Kusuruh Vivi ke warung untuk membeli minuman. Sambil duduk menunggu kedatangan Vivi, iseng-iseng kunyalakan VCD. Ngawur aja kusetel salah satu film. Aku terkejut, ternyata isinya film porno.



Adegan-adegan difilm itu, membangkitkan nafsu birahiku. Kurasakan batang penisku mengeras dan berdiri tegak di balik celanaku. Kuturunkan celanaku, dan kukeluarkan batang penisku. Kuelus-elus dan kukocok-kocok batang penisku. Saking asiknya aku mengocok-ngocok batang penisku, sampai kedatangan Vivi tak kurasakan.



�Mas, Doni lagi ngapain,� suara Vivi mengejutkanku. �Akh, nggak ngapa-ngapain,� sahutku. �Itu apa?� tanyanya lagi sambil memandangi celanaku.



Astaga! Aku lupa menaikkan celanaku. Sehingga Vivi dengan jelas melihat penisku yang sedang berdiri tegak. Merasa sudah kepalang basah, kulanjutkan saja mengocok penisku.



�Kamu bisa membantuku Vi?,� tanyaku. �Bantu apa Mas?,� katanya balik bertanya. �Kocokkin penisku Vi,� pintaku.



Vivi menganggukkan kepalanya tanda setuju. Kutarik tangannya dan kuletakkan diatas penisku. Vivi yang juga sudah terangsang akibat ikut nonton film porno, menggenggam batang penisku. Dengan lembut dia mengelus-elus dari kepala sampai kepangkal penisku. Aku merasa seperti melayang.



Aku melepaskan seluruh pakaianku sambil memeluk tubuh Vivi yang sedang mengocok penisku. Kutarik kaosnya dan kususupkan tanganku kebalik BHnya. Kuraba-raba buah dadanya. Perlahan-lahan buah dadanya mengeras. Cukup lama aku meraba-raba buah dadanya, kemudian kutarik Bhnya hingga terlepas. Setelah terlepas, terlihatlah buah dadanya yang padat dan mengeras. Aku melanjutkan lagi meremas-remas buah dadanya. Vivi mendesah-desah merasakan nikmat, tangannya semakin cepat mengocok penisku.



Sekitar lima belas menit berlalu kami berganti posisi. Sambil menarik rok mininya, kodorong tubuhnya hingga terlentang diranjang. Hanya celana dalamnya saja yang melekat menutupi selangkangannya. Kutindih tubuhnya dari atas lalu kukecup bibirnya, kujulurkan lidahku mengisi rongga mulutnya yang terbuka. Vivi menyambutnya dengan hisapan yang tak kalah hebatnya.



Setelah cukup lama berpagutan, kuputar tubuhku. Membentuk posisi 69. Selangkanganku berada diatas wajahnya, sedangkan selangkangannya berada dibawah wajahku. Kujulurkan lidahku menjilati bagian bawah perutnya, sambil tanganku melepas celana dalam Vivi. Vivi mengangkat pantatnya memudahkan aku melepaskan celana dalamnya dan meleparkannya ke lantai kamar. Lidahku bergerak turun menyapu bibir vaginanya yang ditumbuhi bulu-bulu tipis.



�Ohh.. Mas don.. Enakk,� desahnya ketika aku mulai menjilati vaginanya yang basah, membuatku semakin bersemangat menjilati vaginanya. Kucucuk-cucuk dan kusedot-sedot klitorisnya yang sebesar biji kacang.



Saat aku menjilati lubang vaginanya, Vivi juga sedang asyik menjilati penisku. Sambil tangan kirinya mengocok-ngocok pangkal penisku sedangkan tangan kanannya mengelus-elus buah pelirku dengan lembut. Sesaat kemudian Vivi memasukkan penisku ke mulutnya. Hampir seluruh batang penisku masuk ke mulutnya. Kudorong pantatku ke atas dan ke bawah, sehingga penisku keluar masuk dimulutnya.



Tak terasa sudah dua puluh menit berlalu. Aku bangkit dan berdiri dilantai kamar. Kutarik tubuhnya, hingga pantatnya berada ditepi ranjang. Kedua pahanya kubuka lebar-lebar. Kuarahkan penisku tepat ke lubang vaginanya.



�Ja.. Jangan.. Mas, aku masih perawan,� katanya.



Aku tak memperdulikan kata-katanya. Kudorong maju pantatku hingga kepala penisku menyeruak masuk. Vivi berteriak lebih keras ketika aku mendorong lebih keras dan penisku menembus selaput daranya. Akupun lebih bersemangat mendorong pantatku dan amblaslah seluruh batang penisku ke lubang vaginanya yang sangat sempit. Penisku serasa dijepit sempitnya lubang vaginanya. Beberapa detik kubiarkan penisku di dalam vaginanya.



Kupandangi wajahnya yang meringis menahan sakit. Dengan perlahan-lahan kuangkat pantatku lalu kuturunkan lagi. Membuat penisku keluar masuk dilubang vaginanya. Aku merasakan nikmat yang luar biasa. Beginikah rasanya menyetubuhi seorang perawan.



�Ohh.. Mas.. Enakk,� desahnya yang mulai merasakan



Nikmatnya disetubuhi. Pantatnya digerakkan naik turun seirama gerakkan pantatku. Rasa sakitnya telah hilang berganti dengan rasa nikmat. Sekitar tiga puluh menit berlalu, kurasakan vaginanya berkedut-kedut dan otot-otot vaginanya menegang. Tangannya mencengkeram seprei dengan keras.



�Ohh.. Mas.. Akuu.. Mauu,� desahnya terputus. �Mau keluar sayang,� sahutku. Vivi mengangguk sambil tersenyum. �Aku juga Vi,� imbuhku. Semakin cepat kudorong-dorong pantatku. �A.. Akuu.. Ke.. Luarr,� teriaknya lantang.



Kurasakan cairan hangat merembes didinding vaginanya. Sedetik kemudian kurasakan penisku berkedut-kedut. Dan Crott! crott! crott! Kutumpahkan sperma yang sangat banyak dilubang vaginanya. Dan tubuhku ambruk menindih tubuhnya.



�Kamu menyesal Vi,� tanyaku sambil tersenyum puas, karena baru kali ini aku menyetuBHi seorang perawan. �Nggak Mas, semua sudah terjadi,� sahutnya. �Kamu mau lagi khan,� godaku. Vivi tersenyum padaku, senyum penuh arti.



Kira-kira satu jam kami tertidur. Akupun terbangun dan bergegas ke kamar mandi membersihkan badan. Mengingat kejadian tadi, bersetubuh dengan Vivi, membuat nafsu birahiku bangkit lagi. penisku yang tadi telah layu, kini tegang dan mengeras. Setelah mengelap tubuhku dengan handuk akupun bergegas ke kamar, dimana Vivi sedang tertidur pulas. Dan ia terbangun ketika aku lagi asyik menjilati lubang vaginanya.



�Oh.. Mas.. Apa yang kamu lakukan,� tanyanya. �Aku pingin setubuhi kamu lagi sayang,� sahutku sambil tersenyum.



Vivi membuka kedua pahanya lebar-lebar, sehingga aku lebih leluasa menjilati vaginanya. Beberapa menit berlalu kusuruh dia menungging. Aku mengambil posisi dibelakangnya. Dari belakang, aku menjilati lubang anusnya, sambil tanganku mencucuk-cucuk lubang vaginanya.



Setelah kurasa cukup, kuarahkan penisku ke lubang vaginanya. Dan aku mulai mendorong maju pantatku. Sedikit demi sedikit penisku masuk ke lubang vaginanya. Semakin lama semakin dalam penisku memasukinya, sampai seluruhnya amblas, tertelan lubang vaginanya. Akupun mendorong pantatku maju mundur, membuat penisku keluar masuk dari lubang vaginanya.



�Ohh.. Nikk.. Matt.. Mas.. Enakk,� jeritnya tertahan. Sekitar tiga puluh menit berlalu, kutarik penisku dari lubang vaginanya hingga terlepas. Kemudian kugenggam penisku dan kuarahkan ke lubang anusnya.



�Jangan, Mass sakitt, ja.. �jeritnya sambil meringis. Belum habis dia bicara, kudorong pantatku dengan keras. Dan Bless! Seluruh batang penisku masuk ke lubang anusnya. Kukocok lubang anusnya dengan irama pelan semakin lama semakin cepat, sambil tanganku mencucuk-cucuk lubang vaginanya. Dan Vivipun merasakan sensasi yang luar biasa dikedua lubangnya. Jeritan-jeritannya berganti dengan desahan-desahan nikmat penuh nafsu.



Aku semakin bersemangat mendorong-dorong pantatku, ketika kurasakan akan mencapai orgasme. Sepuluh menit kemudian penisku menyemburkan sperma didalam anusnya. Dan tak lama berselang Vivi menyusul, tubuhnya mengejang hebat. Kemudian Vivi terkulai lemas dan tertidur.



Aku kemudian berdiri dan mengenakan celanaku. Saat aku akan mengambil handuk ke dalam almari, tanpa sengaja aku menoleh keluar jendela. Samar-samar aku melihat sesosok bayangan wanita yang sedang berdiri dibalik jendela kamar. Rupanya orang itu sedang mengitip aku dan Vivi yang sedang bersetubuh dari balik korden yang lupa aku tutup.



Saat aku keluar mencarinya, wanita itu bergegas pergi. Aku membuntuti wanita itu. Melihat potongan tubuhnya dari belakang aku yakin kalau wanita itu adalah Tante Yeni, ibu kostnya Vivi. Dan aku keyakinanku semakin kuat, saat wanita itu masuk kekamar tidur Tante Yeni dan langsung menutup pintu. Aku berjalan mendekat dan berdiri di depan pintu kamarnya.



Aku mengintip dari lubang kunci. Dan memang benar, wanita yang tadi mengintipku adalah Tante Yeni. Sampai didalam kamar Tante Yeni melepaskan seluruh pakaiannya. Aku terkesima melihat tubuh Tante Yeni yang putih mulus dan sexy, meski sudah berumur sebaya ibuku. Membuat jantungku berdetak kencang. Nafsu birahiku yang baru saja tersalurkan bersama Vivi, perlahan-lahan bangkit lagi.



Pemandangan selanjutnya lebih seru lagi. Tante Yeni merebahkan tubuhnya diatas ranjang dengan kedua kaki terbuka lebar-lebar, memperlihatkan indahnya bentuk vaginanya. Tante Yeni meremas-remas buah dadanya sendiri dengan tangan kirinya. Perlahan buah dadanya mulai mengeras. Sedangkan tangan kanannya meraba-raba selangkangannya. Desahan-desahan nikmat keluar dari bibirnya, membuatku semakin tak tahan. Batang kemaluanku sudah berdiri tegak.



Dengan sangat hati-hati, aku membuka pintu kamarnya. Dan ternyata tidak terkunci. Sambil melepaskan celanaku, aku berjalan mengendap-endap mendekatinya. Tante Yeni yang sedang asyik meraba-raba tubuhnya sendiri, tidak tahu kalau aku masuk ke kamarnya.



Tanpa pikir panjang lagi, aku segera menindihnya. Tante Yeni sangat terkejut melihat kehadiranku. Aku segera menyumpal mulutnya yang sedang Terbuka saat dia hendak berteriak dengan mulutku. Dan aku langsung melumatnya. Tante Yeni yang sedang dirasuki nafsu birahi, membalas lumatanku dengan pagutan-pagutan yang tak kalah hebatnya.



Cukup lama aku melumat bibirnya, kemudian aku menjilati lehernya, terus turun ke buah dadanya yang sudah mengeras. Kedua buah dadanya aku jilati secara bergantian, membuat desahannya semakin keras. Aku menyudahi jilatanku pada kedua buah dadanya, kemudia aku berlutut ditepi ranjang, diantara kedua kakinya. Tanganku yang nakal mulai meraba-raba bibir vaginanya yang dicukur bersih.



Tanpa berfikir lama, aku menjulurkan lidahku, menjilati, menghisap dan sesekali kumasukkan lidahku ke lubang vagina Tante Yeni dan lidahku menari-nari di dalam lubang vaginanya. Tante Yeni mengangkat-angkat pantatnya, menyambut jilatanku. Rintihan-rintihan kecil keluar dari mulutnya setiap kali lidahku menghujam lubang vaginanya. Disaat dia sedang menikmati jilatanku, aku memasukkan jari-jariku ke dalam lubang vaginanya. Sambil sesekali aku menjilati lubang anusnya. Tante Yeni sangat menikmati perlakuanku, dia menekan kepalaku dan membenamkannya diselangkangannya.



Sepuluh menit berlalu, aku menyudahi jilatanku. Aku kemudian berdiri, sambil menarik pinggulnya ketepi ranjang, kedua kakinya kubuka lebar-lebar. Tanpa membuang waktu lagi, batang kemaluanku yang sudah tegang dari tadi langsung kuhujamkan ke lubang vaginanya. Tante Yeni menjerit saat batang kemaluanku yang besar dan panjang menerobos masuk ke lubang vaginanya. Aku merasakan jepitan bibir vaginanya yang begitu seret. Aku mulai menggerakkan pantatku maju mundur. Tante Yeni sangat menikmati setiap gerakkan pantatku, dia menggeliat dan mendesah disetiap gerakan kemaluanku keluar masuk dari lubang vaginanya.



Aku semakin mempercepat memaju mundurkan pantatku saat Tante Yeni memperlihatkan tanda-tanda orang yang mau orgasme.



�Ohh.., Don.., akuu.., mau.., keluarr,� jeritnya cukup keras. Tante Yeni menggelinjang hebat, kedua pahanya menjepit pinggangku. Rintihan panjang keluar dari mulutnya saat klitorisnya memuntahkan cairan kenikmatan. Aku merasakan cairan hangat yang meleleh disepanjang batang kemaluanku. Aku membiarkan Tante Yeni beristirahat sambil menikmati orgasmenya. Setelah Tante Yeni berhasil menguasai dirinya, tanpa membuang waktu lagi aku membalikkan tubuhnya dalam posisi menungging.



Lalu aku menciumi pantatnya. Tante Yeni mengeliat menahan geli saat lidahku menelusuri vagina dan anusnya. Kemudian aku meludahi lubang anusnya beberapa kali. Setelah kurasakan daerah itu benar-benar licin, aku membimbing batang kemaluanku dengan tangan kiriku sementara tangan kananku membuka lubang anusnya. Tante tak bereaksi apa-apa dan membiarkan saja apa yang kulakukan. Perlahan kudorong pantatku. Tante Yeni merintih sambil menggigit bibirnya menahan rasa perih akibat tusukan kemaluanku pada lubang anusnya yang sempit. Setelah beberapa kali mendorong dan menarik akhirnya seluruh batang kemaluanku masuk ke lubang anusnya.



Sambil menikmati jepitan lubang anusnya, aku mendiamkan sebentar batang kemaluanku disana untuk beradaptasi. Tante Yeni menjerit saat aku mulai menghujamkan kemaluanku. Tubuhnya terhentak-hentak ketika sodokkanku bertambah kencang dan kasar. Sambil terus meningkatkan irama sodokkan, tanganku dengan kasar mencucuk-cucuk lubang vaginanya. Akibat menahan sensasi nikmat ditengah-tengah rasa ngilu dan perih pada kedua lubang bawah tubuhnya, Tante Yeni sampai menangis. Setiap kali aku menyodokkan kemaluanku ke lubang anusnya, dia mengaduh namun dia tak mau aku menyudahinya. Sampai akhirnya kurasakan suatu perasaan yang sangat nikmat mengaliri sekujur tubuhku.



Aku mengerang panjang, saat mengalami orgasme yang pertama. Tanganku mencengkeram keras pantatnya. Aku menumpahkan seluruh spermaku didalam lubang anusnya. Tubuhku menegang beberapa saat, kemudian terkulai lemas. Tak lama kemudian Tante Yeni menyusul, dia mengeram sambil tangannya mencengkeram bantal kuat-kuat. Cairan hangat dan kental meleleh dari lubang vaginanya.



Dengan nafas yang masih memburu dan tubuh yang masih lemas, Tante Yeni bangkit kemudian duduk ditepi ranjang. Dia meraih batang kemaluanku lalu memasukkan ke mulutnya. Tante Yeni menjilati sisa-sisa sperma yang masih blepotan dibatang kemaluanku sampai bersih tanpa tersisa setetespun. Tante Yeni tersenyum puas merasakan nikmat yang sudah cukup lama tidak dirasakannya, sejak dia bercerai dengan suaminya.



Tanpa malu-malu dia meminta aku agar menyutubuhinya lagi. Aku menuruti permintaannya, kami bersetubuh sampai pagi. Sampai kami benar-benar kelelahan. Pagi-pagi sekali aku meninggalkan Tante Yeni yang masih tidur tanpa busana dan masuk kekamar Vivi. Dimana Vivi juga sedang tidur pulas. Aku mengenakan seluruh pakaianku, kemudian pergi tanpa pamit. Meninggalkan kenangan-kenangan nikmat untuk mereka berdua. Sekali waktu aku mengunjungi Tante Yeni dan Vivi untuk menikmati lagi tubuh mereka.



Tamat

Gejolak nafsu terpendam - 1

Gejolak nafsu terpendam - 1:
Ini adalah pengalamanku yang kesekian kalinya bersetubuh dengan wanita setengah baya. Kejadiannya pada saat kenaikkan kelas, aku mendapat liburan satu bulan dari sekolah. Untuk mengisi waktu liburanku, aku mengiyakan ajakan Mas Iwan sopir Pak RT tetanggaku untuk berlibur dikampungnya. Disebuah desa di Jawa Barat. Katanya, sekalian mau nengok istrinya. Aku tertarik omongan Mas Iwan bahwa gadis-gadis di kampungnya cantik-cantik dan mulus-mulus. Aku ingin buktikan omongannya.




Dengan mobil pinjaman dari ayahku, kami berangkat ke sana. Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, akhirnya sekitar jam 17.00 WIB kami tiba di kampungnya. Rumah Mas Iwan berada cukup jauh dari rumah tetangganya. Rumahnya cukup bagus, untuk ukuran di kampung, bentuknya memanjang. di rumah Mas Iwan kami disambut oleh Mbak Irma, istrinya dan Tante Sari mertuanya. Ternyata Mbak Irma, istri Mas Iwan, seorang perempuan yang sangat cantik. Kulitnya putih bersih dan bodynya sangat sexy. Sedangkan Tante Sari tak kalah cantiknya dengan Mbak Irma. Meskipun sudah berumur empat puluhan, kecantikannya belum pudar. Bodynya tak kalah dengan gadis remaja. Oh ya, Tante Sari bukanlah ibu kandung Mbak Irma. Tante Sari kawin dengan Bapak Mbak Irma, setelah ibu kandung Mbak Irma meninggal. Tapi setelah lima tahun menikah, bapak Mbak Irma yang meninggal, karena sakit. Jadi sudah sepuluh tahun Tante Sari menjanda.



Sekitar jam 20.00 WIB, Mas Iwan mengajakku makan malam ditemani Mbak Irma dan Tante Sari. Sambil makan kami ngobrol diselingi gelak tawa. Walaupun kami baru kenal, tapi karena keramahan mereka kami serasa sudah lama kenal. Selesai makan malam Mas Iwan dan Mbak Irma permisi mau tidur. Mungkin mereka sudah tak sabar melepaskan hasrat yang sudah lama tak tersalurkan. Tinggal aku dan Tante Sari yang melanjutkan obrolan. Tante Sari mengajakku pindah ke ruang tamu. Pas di depan kamar Mas Iwan.



Saat itu Tante Sari hanya mengenakan baju tidur transparan tanpa lengan. Hingga samar-samar aku dapat melihat lekuk-lekuk tubuhnya yang sexy. Tante Sari duduk seenaknya hingga gaunnya sedikit tersingkap. Aku yang duduk dihadapannya dapat melihat paha mulusnya, membangkitkan nafsu birahiku. Penisku menegang dari balik celanaku. Tante Sari membiarkan saja aku memelototi paha mulusnya. Bahkan dia semakin lebar saja membuka pahanya.



Semakin malam obrolan kami semakin hangat. Tante Sari menceritakan, semenjak suaminya meninggal, dia merasa sangat kesepian. Dan aku semakin bernafsu mendengar ceritanya, bahwa untuk menyalurkan hasrat birahinya, dia melakukan onani. Kata-katanya semakin memancing nafsu birahiku. Aku tak tahan, nafsu birahiku minta dituntaskan. Akupun pergi kekamar mandi. Sampai di kamar mandi, kukeluarkan penisku dari balik celanaku. Kukocok-kocok sekitar lima belas menit. Dan crot! crot! crot! Spermaku muncrat kelantai kamar mandi. Lega sekali rasanya.



Setelah menuntaskan hasratku, aku balik lagi ke ruang tamu. Alangkah terkejutnya aku. Disana di depan jendela kamar Mas Iwan yang kordennya sedikit terbuka kulihat Tante Sari sedang mengintip ke dalam kamar, Mas Iwan yang sedang bersetubuh dengan istrinya.



Nafas Tante Sari naik turun, tangannya sedang meraba-raba buah dadanya. Nafsu birahiku yang tadi telah kutuntaskan kini bangkit lagi melihat pemandangan di depanku. Tanpa berpikir panjang, kudekap tubuh Tante Sari dari belakang, hingga penisku yang sudah menegang menempel hangat pada pantatnya, hanya dibatasi celanaku dan gaun tidurnya. Tanganku mendekap erat pinggang rampingnya. Dia hanya menoleh sekilas, kemudian tersenyum padaku. Merasa mendapat persetujuan, aku semakin berani. Kupindahkan tanganku dan kususupkan kebalik celana dalamnya. Kuraba-raba bibir vaginanya.



�Ohh.. Don.. Enakk,� desahnya, ketika kumasukkan jari-jariku ke dalam lubang vaginanya yang telah basah. Setelah puas memainkan jari-jariku dilubang vaginanya, kulepaskan dekapan dari tubuhnya. Kemudian aku berjongkok di belakangnya. Kusingkapkan gaun tidurnya dan kutarik celana dalamnya hingga terlepas. Kudekatkan wajahku ke lubang vaginanya. Kusibakkan bibir vaginanya lalu kujulurkan lidahku dan mulai menjilati lubang vaginanya dari belakang, sambil kuremas-remas pantatnya. Tante Sari membuka kedua pahanya menerima jilatan lidahku. Inilah vagina terindah yang pernah kurasakan.



�Oohh.. Don.. Nik.. mat,� suara Tante Sari tertahan merasakan nikmat ketika lidahku mencucuk-cucuk kelentitnya. Dan kusedot-sedot bibir vaginanya yang merah. �Ohh.. Don.. Luarr.. Biasaa.. Enakk.. Sedott.. terus,� pekiknya semakin keras.



Cairan kelamin mulai mengalir dari vagina Tante Sari. Hampir setiap jengkal vaginanya kujilati tanpa tersisa. Tante Sari menarik vaginanya dari bibirku, kemudian membalikkan tubuhnya sambil memintaku berdiri. Dia mendorong tubuhku ke dinding. Dengan cekatan ditariknya celanaku hingga terlepas, maka penisku yang sudah tegang, mengacung tegak dengan bebasnya.



�Ohh.. Luar biaassaa.. Don.. Besar sekali,� serunya kagum. �Isepp.. Tante, jangan dipandang aja,� pintaku.



Tante Sari mengabulkan permintaanku. Sambil melepaskan gaun tidurnya, dia lalu berjongkok dihadapanku. Wajahnya pas di depan selangkanganku. Tangan kirinya mulai mengusap-usap dan meremas-remas buah pelirku. Sedangkan tangan kanannya mengocok-ngocok pangkal penisku dengan irama pelan tapi pasti. Mulutnya didekatkan kepenisku dan dia mulai menjilati kepala penisku. Lidahnya berputar-putar dikepala penisku. Aku meringis merasakan geli yang membuat batang penisku semakin tegang.



�Ohh.. Akhh.. Tan.. Te.. Nikk.. matt,� seruku tertahan, ketika Tante Sari mulai memasukkan penisku kemulutnya. Mulutnya penuh sesak oleh batang penisku yang besar dan panjang. penisku keluar masuk di mulutnya. Tante Sari sungguh lihai memainkan lidahnya. Aku dibuatnya seolah-olah terbang keawang-awang.



Tante Sari melepaskan penisku dari kulumannya setelah sekitar lima belas menit. Kemudian dia memintaku duduk dilantai. Dia lalu naik kepangkuanku dengan posisi berhadapan. Diraihnya batang penisku, dituntunnya ke lubang vaginanya. Perlahan-lahan dia mulai menurunkan pantatnya. Kurasakan kepala penisku mulai memasuki lubang yang sempit. Penisku serasa dijepit dan dipijit-pijit. Mungkin karena sudah sepuluh tahun tidak pernah terjamah laki-laki. Meski agak susah, akhirnya amblas juga seluruh batang penisku ke dalam lubang vaginanya.



Tante Sari mulai menaik-turunkan pantatnya, dengan irama pelan. Diiringi desahan-desahan lembut penuh birahi. Sesekali dia memutar-mutar pantatnya, penisku serasa diaduk-aduk dilubang vaginanya. Aku tak mau kalah, kuimbangi gerakkannya dengan menyodok-nyodokkan pantatku ke atas. Seirama gerakkan pantatnya.



Oh, senangnya melihat penisku sedang keluar masuk vaginanya. Bibirku menjilati buah dadanya secara bergantian, sedangkan tanganku mendekap erat pinggangnya. Semakin lama semakin cepat Tante Sari menaik turunkan pantatnya. Nafasnya tersengal-sengal. Dan kurasakan vaginanya berkedut-kedut semakin keras.



�Ohh.. Don.. Aku.. Mau.. Keluarr,� pekiknya. �Tahan.. Tan.. Te.. Akuu.. Belumm.. Mauu,�sahutku. �Akuu.. Tak.. Tahann.. Sayang,� teriaknya keras. Tangannya mencengkeram keras punggungku. �Akuu.. Ke.. Ke.. Luarr.. Sayangg,� jeritnya panjang.



Tante Sari tak dapat menahan orgasmenya, dari vaginanya mengalir cairan yang membasahi seluruh dinding vaginanya. Tante sari turun dari pangkuanku lalu merebahkan tubuhnya dipangkuan. Kepalanya berada pas diselangkanganku. Tangannya mengocok-ngocok pangkal penisku. Dan mulutnya mengulum kepala penisku dengan lahapnya.



Perlakuannya pada penisku membuat penisku berkedut-kedut. Seakan-akan ada yang mendesak dari dalam mau keluar. Dan kurasakan orgasmeku sudah dekat. Kujambak rambutnya dan kubenamkan kepalanya keselangkanganku. Hingga penisku semakin dalam masuk kemulutnya.



�Akhh.. Tante.. Akuu.. Mau keluarr,� teriakku. �Keluarin.. Dimulutku sayang,� sahutnya. Tante sari semakin cepat mengocok dan mengulum batang penisku. Diiringi jeritan panjang, spermaku muncrat ke dalam mulutnya. �Ohh.. Kamu.. Hebatt.. Don, aku puas,� pujinya, tersenyum ke arahku. Tanpa rasa jijik sedikitpun dia menjilati dan menelan sisa-sisa spermaku.



Suara ranjang berderit di dalam kamar, membuat kami bergegas memakai pakaian dan pergi ke kamar mandi membersihkan badan. Kemudian masuk ke kamar Masing-masing. Beberapa menit kemudian kudengar langkah kaki Mbak Irma ke kamar mandi. Dari balik jendela kamarku dapat kulihat Mbak Irma hanya mengenakan handuk yang yang dililitkan ditubuhnya. Memperlihatkan paha mulus dan tubuh sexynya. Membuatku mengkhayal, alangkah senangnya bisa bersetubuh dengan Mbak Irma.



Sekitar jam 02.00 dinihari, aku terbangun ketika kurasakan ada yang bergerak-gerak di selangkanganku. Rupanya Tante Sari sedang asyik mengelus-elus buah pelirku dan menjilati batang penisku.



�Akhh.. terus.. Tante.. terus,� gumanku tanpa sadar, ketika dia mulai mengulum batang penisku. Dengan rakus dia melahap penisku. Sekitar sepuluh menit berlalu kutarik penisku dari mulutnya. Kusuruh dia menungging, dari belakang kujilati lubang vaginanya, bergantian dengan lubang anusnya. Setelah kurasa cukup, kuarahkan penisku ke lubang vaginanya yang basah dan memerah. Sedikit demi sedikit penisku memasuki lubang vaginanya. Semakin lama semakin dalam, hingga seluruh batang penisku amblas tertelan lubang vaginanya.



Aku mulai memaju mundurkan pantatku, hingga penisku keluar masuk lubang vaginanya. Sambil kuremas-remas pantatnya.



�Ooh.. Don.. Nikk.. Matt.. Bangett,� rintihnya.



Aku semakin bernafsu memaju mundurkan pantatku. Tante sari mengimbangi gerakkanku dengan memaju mundurkan juga pantatnya, seirama gerakkan pantatku. Membuat buah dadanya bergoyang-goyang. Semakin lama semakin cepat gerakkan pantatnya.



�Don.. Donnii.. Akuu.. Tak.. Tahann,� jeritnya. �Akuu.. Mauu.. Ke.. Keluarr,� imbuhnya.



Kurasakan vaginanya berkedut-kedut dan menjepit penisku. Tangannya mencengkeram dengan keras diranjang.



�Ooh.. Oo.. Aku.. Keluarr,� lolongnya panjang.



Dan kurasakan ada cairan yang merembes membasahi dinding-dinding vaginanya. Tante Sari terlalu cepat orgasme, sedangkan aku belum apa-apa. Aku tak mau rugi, aku harus puas, pikirku. Kucabut penisku dari lubang vaginanya dan kuarahkan ke lubang anusnya.



�Akhh.. Donn.. Jangann.. Sakitt,� teriaknya, ketika kepala penisku mulai memasuki lubang anusnya. Aku tak memperdulikannya. Kudorong pantatku lebih keras hingga seluruh batang penisku masuk ke lubang anusnya. Dan kurasakan nikmatnya jepitan lubang anusnya yang sempit. Perlahan-lahan aku mulai menarik dan mendorong pantatku, sambil memasukkan jari-jariku ke lubang vaginanya. Tante sari menjerit-jerit merasakan nikmat dikedua lubang bawahnya.



�Enak khan Tante?� tanyaku. �Hemm.. Enakk.. Banget.. Sayang,� sahutnya sedikit tersipu malu.



Semakin lama semakin cepat kusodok lubang anusnya. Sambil kutepuk-tepuk pantatnya. Kurasakan penisku berkedut-kedut ketika orgasmeku akan tiba dan crott! crott! crott! Kutumpahkan spermaku dilubang anusnya.



�Penismu yang pertama sayang, memasuki lubang anusku,� katanya sambil membalikkan tubuhnya dan tersenyum padaku. �Kamu luar biasa Don, belum pernah kurasakan nikmatnya bersetubuh seperti ini,� imbuhnya. �Tante mau khan, setiap malam kusetubuhi?� tanyaku. �Siapa yang menolak diajak enak,� sahutnya seenaknya.



Sejak saat itu, hampir setiap malam kusetubuhi Tante sari. Ibu tiri Mbak Irma yang haus sex, yang hampir sepuluh tahun tidak dinikmatinya, sejak kematian suaminya.



Tak terasa sudah lima hari aku berada di rumah Mas Iwan. Selama lima hari pula aku menikmati tubuh Tante Sari, mertuanya yang haus sex. Tante Sari yang sepuluh tahun menjanda, betul-betul puas dan ketagihan bersetubuh denganku. Meski telah berusia setengah baya, tapi nafsu birahinya masih meletup-letup, tak kalah dengan gadis remaja.



Sore itu, sehabis mandi dan berpakaian, Mas Iwan mengajakku jalan-jalan. Katanya mau ketemu seorang teman yang sudah lama dirindukannya. Setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam, sampailah kami di rumah teman Mas Iwan. Sebuah rumah yang berada dikawasan yang cukup elite. Kedatangan kami disambut dua orang wanita kakak beradik, Mbak Rina dan Mbak Vira. Keduanya sama-sama cantik dan sexy. Mas Iwan memperkenalkanku pada kedua teman wanitanya.



�Mas Iwan, aku kangen banget,� katanya sambil memeluk Mas Iwan. �Aku juga Rin,� sahut Mas Iwan.



Sambil meminum kopi susu yang disuguhkan Mbak Rina, kami bercakap-cakap. Mbak Rina duduk dipangkuan Mas Iwan. Dan Mas Iwan merangkulnya dengan mesra. Mbak Rina tanpa malu-malu menceritakan, kalau Mas Iwan adalah pacar pertamanya dan Mas Iwanlah yang membobol perawannya.



Mbak Vira hanya tersenyum mendengar cerita kakaknya yang blak-blakan. Makin lama kelakuan Mbak Rina makin mesra saja. Tanpa malu-malu, dia mengecup dan melumat bibir Mas Iwan dan Mas Iwan menyambutnya dengan sangat bernafsu. Aku jadi risih menyaksikan kelakuan mereka. Sekitar sepuluh menit mereka bercumbu di depan kami.



�Kita lanjutin di kamar aja say,� kata Mbak Rina pada Mas Iwan. Mas Iwan mengangguk tanda setuju, sambil membopong tubuh Mbak Rina ke dalam kamar. �Kalian jangan ngintip ya,� kata Mas Iwan pada kami sambil tersenyum.



Aku dan Mbak Vira hanya bengong melihat kemesraan mereka. Tanpa menghiraukan larangan Mas Iwan, Mbak Vira beranjak dari tempat duduknya sambil meraih tanganku menuju kamar Mbak Rina. Kami kemudian berdiri di depan pintu kamar Mbak Rina yang terbuka lebar. Dari situ aku dan Mbak Vira melihat Mas Iwan merebahkan tubuh Mbak Rina diatas ranjang dan mulai melepaskan gaun Mbak Rina. Aku terkesima melihat mulusnya dan sexynya tubuh Mbak Rina, ketika seluruh pakaiannya dibuka Mas Iwan.



Nafsu birahiku tak tertahankan lagi, penisku menegang dibalik celanaku. Tanpa sadar kupeluk tubuh Mbak Vira yang berdiri di depanku. Mbak Vira diam saja dan membiarkanku memeluknya. Malah tangan dibawa ke belakang dan disusupkan ke balik celanaku. Mendapat perlakuan seperti itu, nafsuku semakin memuncak dan penisku semakin menegang. Apalagi saat Mbak Vira menggerak-gerakkan tangannya mengocok-ngocok batang penisku.



Sementara di dalam kamar, Mas Iwan menarik tubuh Mbak Rina ketepi Ranjang. Kedua paha Mbak Rina dibukanya lebar-lebar. Maka terpampanglah vagina Mbak Rina yang indah, dihiasi bulu-bulu yang dicukur rapi. Mas Iwan kemudian berjongkok dan mendekatkan mulutnya kebibir vagina Mbak Rina.



�Ohh.. Say.. Yang.. Nikk.. Mat,� desah Mbak Rina tertahan, ketika Mas Iwan mulai menjilati vaginanya. Lidah Mas Iwan menari-nari dan mencucuk-cucuk vagina Mbak Rina. Pantat Mbak Rina terangkat-angkat menyambut jilatan Mas Iwan. Kedua pahanya terangkat dan menjepit kepala Mas Iwan.



�Sudah.. Say.. Aku.. nggak tahan.. Masukin punyamu say,� pinta Mbak Rina penuh nafsu. Mas Iwan kemudian berdiri dan melepaskan semua pakaiannya.



Dengan sedikit membungkukkan badannya, Mas Iwan memegang penisnya dan mengarahkannya ke lubang vagina Mbak Rina yang telah basah dan merah merekah. Slepp! Kepala penis Mas Iwan mulai memasuki vagina Mbak Rina.



�Aow.. terus.. Say.. terus.. Genjot,� seru Mbak Rina, ketika Mas Iwan mulai mendorong pantatnya naik turun. Penisnya keluar masuk dari vagina Mbak Rina.



Melihat Mas Iwan dan Mbak Vira sedang bersetubuh di depanku, membuat nafsu birahiku semakin tinggi. Kususupkan tanganku ke balik celana dalamnya. Dapat kurasakan vaginanya yang telah basah, pertanda Mbak Vira juga bangkit nafsu birahinya. Kucucuk-cucuk vaginanya dengan jari-jariku. Dia mendesah penuh nafsu. Mbak Vira mengimbangi dengan semakin cepat mengocok-ngocok penisku. Sekitar sepuluh menit Mbak Vira mengocok penisku. Mbak Vira kemudian menyudahi kocokkannya dan membalikkan badannya, menghadap ke arahku. Ditariknya celanaku hingga terlepas.



Setelah celanaku terlepas, keluarlah penisku yang tegang penuh dan mengacung-acung dengan bebasnya. Mbak Vira terpukau melihat penisku yang besar dan panjang. Mbak Vira kemudian berjongkok dikakiku, wajahnya berada pas di depan selangkanganku. Mbak Vira mendekatkan mulutnya kebatang penisku. Mula-mula dia menjilati penisku dari kepala hingga pangkalnya. Terus dia mulai mengulum dan menghisap kepala penisku.



Kemudian sedikit demi sedikit batang penisku dimasukkannya ke dalam mulutnya sampai kepala penisku menyodok ujung mulutnya. Dan mulutnya penuh sesak oleh batang penisku. Dengan lihainya, Mbak vira mulai memaju-mundurkan mulutnya, membuat penisku keluar-masuk dari dalam mulutnya. Mataku merem-melek merasakan nikmat dan badanku serasa panas dingin merasakan kulumannya.



Mbak Vira sangat lihai mengulum penisku. Kudorong maju pantatku dan kujambak rambutnya, membenamkan kepalanya ke selangkanganku. Sekitar lima belas menit berlalu Mbak Vira menyudahi kulumannya, dan melepaskan seluruh pakaiannya. Kemudian dia berdiri menghadap ke dinding.



�Oohh.. Akhh.. Akuu.. nggak tahann.. Don,� serunya tertahan. �Entot aku.. Entott.. Don,� imbuhnya.



Kutarik sedikit tubuhnya dari belakang, hingga dia menungging. Kuraih batang penisku dan kuarahkan pas ke lubang vaginanya. Dan aku mulai mendorong maju pantatku, hingga kepala penisku masuk ke lubang vaginanya.



�Aow.. Pelan-pelan Don,� pekiknya, ketika seluruh batang penisku masuk ke lubang vaginanya yang masih sempit. Pekikkan yang keluar dari mulutnya membuatku semakin bernafsu dan pelan-pelan kumaju-mundurkan pantatku.



�Akhh.. Enakk.. Don.. Enakk.. Banget,� desahnya sambil menoleh ke belakang sambil tersenyum padaku. �Akhh.. Akuu.. Ke.. luarr, Rin,� teriakkan Mas Iwan dari dalam kamar mengejutkanku, namun tak menghentikan sodokkanku pada Mbak Vira. �Aku.. jugaa.. Sayang,� sahut Mbak Rina pada Mas Iwan.



Sedetik kemudian Mas Iwan dan Mbak Rina mencapai orgasme bersamaan. Mas Iwan menumpahkan spermanya di dalam vagina Mbak Rina. Kemudian Mas Iwan merebahkan tubuhnya disamping tubuh Mbak Rina, dan tertidur pulas.



Sementara itu, aku semakin cepat memaju-mundurkan pantatku, membuat Mbak Vira berteriak-teriak saking nikmatnya. Kurasakan vaginanya berkedut-kedut semakin lama semakin cepat dan menjepit penisku.



�Donn.. Donii.. Akuu.. Mauu.. Keluarr,� teriaknya panjang. �Tahann.. Mbak.. Aku.. Belum.. Apa-apa,� sahutku. �Akhh.. Akuu.. Tak.. Tahan.. Don.. Akuu,� jawabnya terputus dan vaginanya semakin keras menjepit penisku.



Tak lama kemudian Mbak Vira mencapai orgasme. Kurasakan ada cairan-cairan yang merembes didinding vaginanya. Kucabut penisku dari lubang vaginanya dan kusuruh dia berjongkok dihadapanku. Kujambak rambutnya dan kubenamkan kepalanya keselangkangku. Mbak Vira mengerti maksudku. Dia mulai menjilati dan menghisap-isap penisku lalu mengulumnya. Sambil tangan kirinya mengusap-usap buah pelirku.



Sedetik kemudian Mbak Rina datang membantu, dan langsung berjongkok dihadapanku. Lidahnya dijulurkan untuk menjilati buah pelirku. Tangan kanannya mengocok-ngocok pangkal penisku. Secara bergantian, kakak beradik, Mbak Rina dan Mbak Vira, mengocok-ngocok, menjilati dan mengulum penisku. Penisku keluar dari mulut Mbak Vira kemudiam masuk ke mulut Mbak Rina, kemudian keluar dari mulut Mbak Rina lalu masuk kemulut Mbak Vira, begitulah seterusnya. Hingga kurasakan penisku berkedut-kedut.



�Mbakk.. Akuu.. Mauu.. Ke.. Keluarr,� jeritku. �Keluarin di mulutku Don,� sahut mereka hampir bersamaan.



Dan crott! crott! crott! Spermaku muntah dimulut Mbak Vira yang sedang kebagian mengulum. Mbak Vira menelan spermaku tanpa rasa jijik sedikitpun. Kemudian Mbak Rina merebut penisku dari Mbak Vira dan memasukkan ke mulutnya. Dan tak mau kalah dengan adiknya, sisa-sisa spermaku dihisap dan dijilatinya sampai bersih.



�Kamu puas Don,� kata Mbak Vira. �Puas sekali Mbak, Mbak berdua luar biasa,� sahutku. �Kamu mau yang lebih seru nggak,�kata Mbak Rina. �Mau, mau Mbak,�sahutku.



Mereka kemudian mengajakku ke kamarnya, dimana Mas Iwan sedang tertidur pulas sehabis bersetubuh dengan Mbak Rina. Mbak Rina menyuruhku tidur terlentang diranjang. Mbak Rina kemudian menarik kakiku, hingga pantatku berada ditepi ranjang dan kakiku menjuntai kelantai. Lalu Mbak Rina berjongkok dilantai dengan wajah berada pas di depan selangkanganku. Mbak Rina mulai mengusap-usap dan mengocok-ngocok batang penisku yang masih layu, sehabis orgasme. Kurasakan sedikit ngilu tetapi kutahan.



Mbak Rina menyudahi usapan dan kocokannya. Dan mulai menjilati dan menghisap-isap penisku dimulai dari kepala hingga pangkal penisku dijilatinya. Lidahnya berputar-putar dan menari-nari diatas batang penisku. Puas menjilati penisku, Mbak Rina kemudian memasukkan penisku ke mulutnya. Hampir seluruh batang penisku masuk kemulutnya. Dan kurasakan sedikit demi sedikit penisku mulai menegang didalam mulutnya, hingga mulutnya penuh sesak oleh batang penisku yang sudah tegang penuh. Mbak Rina sangat pintar membangkitkan birahiku. Mulutnya maju mundur mengulum penisku. Pipinya sampai kempot, saking semangatnya mengulum penisku.



Melihat kakaknya yang sedang menjilati dan mengulum batang penisku, Mbak Vira nafsunya bangkit lagi. Dia meraba-raba dan memasukkan jari-jari tangan kirinya ke dalam vaginanya sendiri, sedangkan tangan kanannya meremas-remas buah dadanya hingga mengeras dan padat. Diiringi desahan-desahan penuh birahi.



Puas bermain-main dengan vagina dan buah dadanya sendiri, Mbak Vira kemudian naik ke atas tubuhku. Dan mengangkangi wajahku. Lubang vaginanya berada pas diatas wajahku. Dia menurunkan pantatnya, hingga bibir vaginanya menyentuh mulutku. Kujulurkan lidahku untuk menjilati vaginanya yang telah basah. Kucucuk-cucuk dan kusedot-sedot klitorisnya, dia mengerang-erang merasakan nikmat. Mbak Vira menarik rambutku, membenamkan wajahku diselangkangannya. Kepalaku dijepit dengan kedua paha mulusnya.



Kini kami bertiga, aku dan kakak beradik sedang berlomba mencari kepuasan. Mbak Vira sedang kujilati vaginanya, sedangkan pada bagian bawah tubuhku Mbak Rina dengan asiknya mengulum batang penisku. Beberapa waktu berlalu Mbak Rina melepaskan kulumannya, dan berjongkok diatas selangkanganku. Dengan tangannya, diraihnya batang penisku dan diarahkannya ke lubang vaginanya. Bless! Dengan sekali dorongan pantatnya, masuklah seluruh batang penisku ke dalam vaginanya yang basah tapi hangat.



Lalu Mbak Rina menaik turunkan pantatnya, sambil mengeluarkan desahan-desahan nikmat dari mulutnya. Sesekali pantatnya diputar-putar hingga penisku serasa dipelintir. Saat menikmati goyangan Mbak Rina, aku terus menjilati vagina Mbak vira sambil memasukkan jari-jariku ke lubang anusnya. Sedang asiknya aku menjilati vagina Mbak Vira, kurasakan vaginanya berkedut-kedut.



Beberapa detik kemudian ada cairan yang keluar dari dalam vaginanya. Mbak Vira mencapai orgasme. Pahanya makin keras menjepit kepalaku. Tanpa rasa jijik kusedot dan kutelan cairan vaginanya. Dan dalam waktu yang hampir bersamaan, Vagina Mbak Rina juga berkedut-kedut, otot-otot vaginanya menegang.



�Ohh.. Don.. Aku.. Keluar,� teriak Mbak Rina.



Air maninya mengaliri deras dan membasahi batang penisku. Kemudian dia terkulai lemas sampingku. Membuat penisku yang masih tegang terlepas dan mengacung-acung. Mbak vira yang kondisi sudah pulih sehabis orgasme, kemudian berjongkok diatas selangkanganku, menggantikan kakaknya. diraihnya penisku dan diarahkannya ke lubang anusnya. Mbak Vira menurunkan pantatnya sedikit demi sedikit hingga seluruh batang penisku masuk ke lubang anusnya. Kurasakan penisku seperti dijepit dan dipijit-pijit oleh sempitnya lubang snusnya.



�Oohh.. Mbak.. Nikk.. Matt.. Enakk,�teriakku, ketika Mbak Vira mulai menaik turunkan pantatnya, membuat penisku keluar masuk dari lubang anusnya. Sesekali dia menggoyang-goyangkan pantatnya ke kiri dan ke kanan, membuatku merasakan nikmat yang luar biasa. Sekitar tiga puluh menit Mbak Vira menggenjot tubuhku.



�Mbakk.. Akuu.. Ke.. Keluarr,� jeritku.



Bersambung . . . . . .

Kamis, 05 April 2012

[Cerita Panas] Rita Diperkosa Dosen

[Cerita Panas] Rita Diperkosa Dosen: Rita gemetar ketika memasuki ruangan dosen itu sore itu. Ruangan itu sepi dan hanya ada sang dosen yang selama ini terkenal galak dan tidak pernah ramah dengan mahasiswanya. Dia mendekati Pak Rudi yangs edang duduk di depan mejanya di sudut ruangan yang sepi. Hujan dil uar semakin menambah seram suasana sepi kantor dosen itu.

Dia menatap Pak Rudi yang sedang mengerjakan koreksi jawaban ujian mahasiswanya. . � Rita, duduk. . �. kata Pak Rudi dingin, memerintah Rita. Rita pun hanya bisa menurut. aktifis kampus cantik berjilbab lebar bertubuh sekal itu duduk di kursi di seberang meja Pak Rudi.

Pak Rudi kembali mengerjakan koreksinya,sementara Rita hanya bisa diam menunggu sambil gelisah. Akhwat itu sebenarnya ingin segera pulang, namun karena ia harus mendosens nilainya yang jelek agar bisa segera ambil bebas teori semester depan, dia harus melobi Pak Rudi dosennya ini.

Beberapa waktu kemudian, sepertinya Pak Rudi sudah selesai dengan pekerjaannya dan memandang Rita. :mau apa kamu?� tanya Pak Rudi dingin.


Rita semakin gelisah, namun segera gadis perawan alim berjilbab lebar yangs elalu menjaga pandangannya itu memberanikan diri untuk berbicara, � emm. . begini pak. . saya dapat nilai jelek di mata kuliah bapak. . mohon bisa dipertimbangkan lagi pak. . saya butuh lulus dari mata kuliah itu agar bisa ambil bebas teori. . � kata Mahasiswi berjilbab lebar yang berkulit putih dan cantik itu .

�wah, gimana ya mbak. . anda yang ngerjain soal ujian, dan dapat nilai jelek, masak saya harus merubahnya. . kan gak adil sama yang lain. . � kata Pak Rudi datar dan santai.

�ya. . gimana lah pak. . saya mau kerjain apa aja. . dikasih tugas seabrek, atau soal ujian ulangan seabrek juga mau pak. . asal saya bisa lulus. . � kata Rita sambil menunduk. Pak Rudi terdiam sebentar lalu berdiri dan duduk dimeja, pas didepan Gadis cantik berjilbab lebar berwajah ayu dan lugu itu .

Pak Rudi tersenyum , �yaudah, gini aja. . �.

sabentar yerdiam, Pak Rudi melanjutkan, � kamu harus mau ngeliatin celana dalammu. . � kata Pak Rudi santai. Rita terbelalak dan memandang wajah Pak Rudi tak percaya. �apa pak?� tany aMahasiswi cantik berjilbab lebar itu tak percaya.

�ah, kamu dengar kan. . mau gak. . kalo gak mau ya selamat mengulang tahun depan. . � kat aPak Rudi santai.

�tapi pak. . �

�mau gak?!�

�tapi. . saya malu pak. . � kata Rita tertunduk lagi. Wajahnya merah padam.

�ah, gak ada siapa2 disini. . cuman ngelihatin aja. . mau gak?� tanya Pak Rudi lagi.

Dengan pelan, gadis alim berjilbab lebar itu mengangguk lemah. Ia tidak ada pilihan lain. .

� ya udah Rita, sekarang coba kamu duduk di meja ini, trus naikkan rokmu, trus duduknya ngangkang , saya mau lihat celana dalam kamu. . � kata Pak Rudi. Rita menunduk , lalu pelan2 mahasiswi cantik berjilbab lebar itu bangkit dari duduknya dan menaikkan rok panjangnya lalu duduk di sudut meja sambil melebarkan kakinya. celana dalamnya yang putih terlihat jelas oleh pak Rudi.

�dah kan pak?� kata Rita gemetar. Rasa malu dan marah bercampur menjadi satu.

namun tiba2 Pak Rudi langusng membungkuk, mengulurkan tangan besarnya dan meraba celana dalam Rita. Rita mengelijang kaget. Pak Rudi mengucek2 cepat vagina Mahasiswi berjilbab lebar yang berkulit putih dan cantik itu ,s ampai hanya beberapa saat terasa sedikit basah tepat di selangkangannya. Pak Rudi tahu itu cairan vagina Rita.

�mmmhh. . jangan paaak�� kata Rita meronta lemah.

�ealah nih, Cdmu basah. . Rita kamu terangsang yah. . � tanya Pak Rudi. Gadis perawan alim berjilbab lebar yangs elalu menjaga pandangannya itu tak menjawab sambil terus menutup kakinya, mukanya merah � malu pak , saya malu. . � namun tangan Pak Rudi yang sudah ada di selakangan Rita tidak menghentikan kucekannya.

� eit , jangan di tutup , kamu janji mau nurut kan , mau lulus gak. . � kata Pak Rudi. Rita menundukan kepalanya , dan kembali membuka Kakinya lebar-lebar , memperlihatkan selangkangan celana dalam putihnya. Wajah Rita ditundukkan. Nampak sangat merah padam sambil menggigit bibirnya merasakan perlakuan erotis Pak Rudi. Aktifis kampus cantik berjilbab lebar bertubuh sekal itu benar benar di buat malu.

Di saat Rita menunduk malu , dan tiba tiba , ada sinar putih terang nyala sekejap. � Ahh , pak jangan di foto. . � lalu kakinya kembali menutup rapat. Pak Rudi tersenyum � tenang saja , ini buat koleksi pribadiKu. . �.

� ayo Rita , buka lagi kaki kamu lebar. . � kata Pak Rudi. � Pak saya tidak mau di foto seperti ini , malu pak. . � kata Mahasiswi berjilbab lebar yang berkulit putih dan cantik itu . Gadis cantik berjilbab lebar berwajah ayu dan lugu itu hampir menanggis. Namun Pak Rudi kembali mengeluarkan kartu as-nya � Kamu mau lulus gak. . � kata Pak Rudi.

Rita hanya terdiam, mengangguk dan kembali membuka kakinya lebar-lebar pelan-pelan. Pak Rudi langsung memfotonya lagi beberapa shoot lalu meminta Rita menyibakkan jilbab lebarnya dan melepas kancing bajunya.

Rita tak kuasa , mahasiswi cantik berjilbab lebar itu menangis ,� tolong pak , saya malu , jangan permalukan saya tolong lah pak�� kata Gadis perawan alim berjilbab lebar yangs elalu menjaga pandangannya itu memelas.

� sudahlah, katanya mau lulus.. sekarang buka kancing baju kamu seluruhnya , dan duduk ngangkang. . � perintah Pak Rudi. Tak ada pilihan lain , Rita menuruti perintah Pak Rudi.

Mahasiswi berjilbab lebar yang berkulit putih dan cantik itu menyibakkan jilbab lebar ungunya lalu membuka kancing bajunya. terlihat Bhnya yang modelnya seperti kaos kutang , tapi pendek. Rita kemudian mengangkang. Pak Rudi memfoto Rita lagi ,dalam posisi seperti itu ,beberapa shoot. Kemudian Pak Rudi memfotonya lagi , Mahasiswi cantik berjilbab lebar itu dengan baju terbuka , Branya putih ,dan duduk ngongkong dengan celana dalam putih.

Lalu Pak Rudi mengangkat branya , dan Buah dada Rita yang sekal dangan putting yang kecil dan berwarna kemerahan terlihat. Pak Rudi meraba putingnya , lalu meremas lembut buah dadanya Aktifis kampus cantik berjilbab lebar bertubuh sekal itu mengelijing. Kembali Pak Rudi memfotonya beberapa shoot.

Lalu tangan Pak Rudi merayap ke bawah , dan manyibak celana dalam Rita. Rita yang sudah shock akan perlakuan pak dosennnya yang bejat itu bingung untk berbuat apa dan hanya bisa pasrah. Mata Pak Rudi melotot melihat Vaginanya , sama sekali bersih tanpa bulu , kecil dengan bibir vagina yang agak basah , merah. Pak Rudi menciumi vaginanya , Gadis cantik berjilbab lebar berwajah ayu dan lugu itu mengelijing. � wah , Rita memek kamu harum yah. . � katanya. Rita diam tak menjawab.

Tangan Rita di pegang , dan dibawa ke bawah � Rita , sibak celana dalam kamu seperti ini yah , saya mau foto kamu. . � kata Pak Rudi.

Rita tak bisa berbuat apa apa , selain memenuhi kemauan dosennya itu. Pak Rudi memfotonya beberapa shoot , terutama di bagian vaginanya.

Setelah puas dengan itu , Pak Rudi , membuka celananya , dan juga kolornya. Penisnya yang hitam besar , ngaceng tegak sekali. Rita melotot melihatnya. Rita yang selama ini selalu menjaga pandangannya belum pernah kaipun melihat penis laki-laki secara lansung. Pernah dia melihat sekali ua kali video porno dari laptopnya karena ingin tahu, tapi melihat langsung seperti ini ia belum pernah. Apa lagi di video yang ia lihat tak ada yang sebesar Pak Rudi punya. Shock sekali Mahasiswi berjilbab lebar yang berkulit putih dan cantik itu .

kemudian Pak Rudi mengocok ngocok penisnya sendiri dan mendekati Gadis perawan alim berjilbab lebar yangs elalu menjaga pandangannya itu � Rita , ayo isepin kontolKu. . � kata Pak Rudi. Tangan Rita gematar , dan meraih batang penis Pak Rudi , Lalu Rita menjulurkan lidahnya dan menjilat ujung penis Pak Rudi. Pak Rudi mendesah � ahhh���.

� Rita , udah pernah liha kontol belum? � tanya Pak Rudi.
�sudah pak.. di laptop..� jawab Mahasiswi cantik berjilbab lebar itu pasrah sambil meneruskan kulumannya.
�wah, etrnyata alim-alim kamu nakal juga yah.. besar mana sama punya bapak..� tanya Pak Rudi
�besar punya bapak.. Punya bapak besar sekali. . � kata Rita pelan. . Tangan Pak Rudi mengelus kepala Rita yang masih tertutup jilbab lebar berwarna ungu yang rapi dan elegan.
� kamu suka sama kontol saya. . � tanya Pak Rudi. Rita mengeleng � saya takut.. bapak punya besar sekali..�.

� Rita , kamu harus suka punya saya , ayo buka mulut kamu yang lebar, dan kulum. . � perintah Pak Rudi. Rita mundur sedikit , �Pak , saya jilatin aja ya pak, gak cukup� . �

� iyah , tapi saya suka di kulum. . � kata Pak Rudi dan terus mendorong kepala Rita yang masih tertutup jilbab kearah penisnya,s embari memajukan pinggulnya agar penisnya masuk ke dalam mulut Rita. Mahasiswi cantik berjilbab lebar itu meronta , dan mengatup mulutnya rapat.

Tapi tangan dosennya itu turun dan menyusup ke balik jilba ungu lebar Rita yang sudah jatuh menutupi buah dadanya lagi, meraba buah dada kanan Rita dan menjepit puting susunya. Rita menjerit keras, dan Pak Rudi langsung mendorong penisnya masuk hingga tenggorokan Rita. Penis besar itu mulai bergerak maju mundur, sementara Aktifis kampus cantik berjilbab lebar bertubuh sekal itu berusaha melepaskan diri sambil terbatuk-batuk.

Rita benar-benar shock. Penis Pak Rudi yang besar tegang dan keras itu masuk hingga tenggorokannya, gadis perawan alim berjilbab lebar yangs elalu menjaga pandangannya itu dapat merasakan sesuatu yang asin dan lengket di dalam mulutnya.

Lalu dengan kedua tangannya Pak Rudi memegang kepala Rita yang masih memakai jilbab lebar yang membuat Gadis cantik berjilbab lebar berwajah ayu dan lugu itu terlihat santun dan cantik lalu memaju mundurkan penisnya dalam mulut Rita yang kecil. Pak Rudi mendesah dan mengeram kenikmatan. � ohh , nikmat sekali Oh , gua bisa keluar nih. . �
Rita tahu Pak Rudi akan mengalami ejakulasi di dalam mulutnya. Kembali mahasiswi berjilbab lebar yang berkulit putih dan cantik itu meronta berusaha menarik kepalanya.

Tapi dengan kasar Pak Rudi menarik kepala Rita, penisnya makin masuk ke dalam tenggorokan Rita dan menahan kepala Rita hingga tidak bisa bergerak. Pak Rudi kemudian menarik sedikit penisnya dan tertawa melihat Mahasiswi cantik berjilbab lebar itu tersengal-sengal menghirup udara.

Pak Rudi tidak bisa bertahan lama di mulut Rita. Tiba-tiba Pak Rudi mulai mengerang dan mendengus, tangan yang ada di buah dada Rita mulai meremas dan menarik-narik buah dada Rita, sedangkan tangan yang lain memegangi kepala Mahasiswi cantik berjilbab lebar itu yang masih mengenakan jilbab dan menggerakannya makin cepat, membuat Rita mengulum makin cepat dan dalam.

Sperma Pak Rudi menyembur di dalam mulut Rita, menyemprot ke dalam tenggorokan Rita, membuat Gadis perawan alim berjilbab lebar yangs elalu menjaga pandangannya itu terbatuk-batuk. Penis Pak Rudi tetap ada di dalam mulut Rita, memompa dan menyembur selama sesaat. Akhirnya Pak Rudi menarik penisnya perlahan hingga seluruhnya keluar dari mulut Aktifis kampus cantik berjilbab lebar bertubuh sekal itu .
Sperma berwarna putih dan lengket mengalir keluar dari mulut Rita, mengalir turun membasahi jilbab unug lebar dan baju gamis longgarnya. Rita terisak lagi. Pak Rudi mengambil tisuue dan melap bibir Rita , dan juga melap air matanya. � kenapa menangis , kan kamu akan saya lluskan. . �. Rita hanya terdiam sambil terus terisak-isak. Mahasiswi cantik berjilbab lebar yang santun itu sangat shock akan apa yang terjadi pada dirinya.

Pak Rudi mencium bibirnya. � Rita , sekarang kamu buka celana dalam kamu , aku mau menjilati memek kamu. . � katanya.
Rita yang sudah shock sekali menurut dan pelan-pelan , melepas celana dalamnya. Pak Rudi tersenyum �bagus , sekarang , kamu duduk , dan buka kaki kamu lebar�. Lalu Rita kembali duduk diatas meja dan melebarkan kakinya yang putih dan selama ini tidak pernah terlihat oleh mata lelaki manapun karena mahasiswi berjilbab lebar yang berkulit putih dan cantik itu jaga dengan rok panjang. Vaginanya yang tak berbulu itu terpampang lebar. Pemandanan yang sungguh erotis.

Lalu Pak Rudi jongkok dan menciumi vagina Rita. Gadis cantik berjilbab lebar berwajah ayu dan lugu itu tersentak, ketika dirasanya sebuah tangan mulai merabai vaginanya. �Mmmmphhh,� Rita mengerang. Kepala Rita menengadah keatas merasakan sesuatu rasa yang belum pernah gadis cantik yang alim itu rasakan sebelumnya.
Tiba-tiba Rita merasakan kehangatan mengalir di vaginanya, tubuhnya tersentak, dan tanpa sadar pinggulnya terangkat. Mahasiswi cantik berjilbab lebar itu merasa sangat nikmat ketika lidah Pak Rudi menjilati bagian dalam bibir vaginanya, membuatnya basah.

Rita sama sekali tidak bisa melawan sensasi yang timbul di vaginanya. Untuk beberapa menit Pak Rudi terus menjilati bibir vagina Rita, menciuminya dan menjilati cairan yang keluar dari vagina Rita. Dari mulut Gadis perawan alim berjilbab lebar yang selalu menjaga pandangannya itu terdengar pelan desahannya. � aaahhh ahhh ahh��.

Pak Rudi , meraih kedua tangan Rita , meletakan dekat vaginanya , dan menyuruhnya membuka lebar bibir vaginanya dengan tangannya. Sehingga Klitorisnya tertampang jelas. Agak merah , membesar dan berlendir.
Pak Rudi sangat hati-hati dan lembut ketika menjilati vagina Rita itu. Kaki dan pinggul Rita bergarak dan tersentak-sentak tanpa bisa dikendalikan oleh Mahasiswi cantik berjilbab lebar itu .

Mahasiswi cantik berjilbab lebar itu benar benar terangsang. Pak Rudi masih terus menjilati klitorisnya. Lendir yang keluar pun jadi makanan lezat bagi dosennya itu. Rita terus mengejang , nikmat desahan desahnya makin sering terdengar.

Tangan Rita semakin membuka lebar bibir vaginanya , Dan Pak Rudi makin mempercepat sapuan lidahnya. Pantat Rita terangkat , dan Gadis cantik berjilbab lebar berwajah ayu dan lugu itu mengejang sesaat , lalu kembali lemas. Kakinya mengejet beberapa kali.

Rita mendesah panjang � ahhhhh�. �. Gadis perawan alim berjilbab lebar yangs elalu menjaga pandangannya itu telah mendapat orgasmenya.
Pak Rudi , menatapnya tersenyum. � Rita , nikmat yah�� kata Pak Rudi. Rita tak menjawab , aktifis kampus cantik berjilbab lebar bertubuh sekal itu menunduk , dan mukanya merah.
� Rita sekarang saya akan entotin kamu yah. . � kata Pak Rudi.

Rita tersentak , mahasiswi cantik berjilbab lebar itu merinding dan menjerit �Jangan, jangan, saya mohon, saya takut , punya bapak terlalu besar , Saya akan lakukan apa saja , jangan entot pak. . � Rita memohon-mohon.
Pak Rudi cuma tersenyum � tenang saja , Rita , nanti juga kamu nikmat koq. . �

Pak Rudi mengangkat kaki Rita lebih tinggi lagi. Penis Pak Rudi sudah berada di hadapan vagina Gadis perawan alim berjilbab lebar yangs elalu menjaga pandangannya itu dan menyentuh bibir vaginanya.
Rita gemetar , rasa takut melebihi rasa nikmatnya. Pak Rudi mengesek ujung penisnya di klitoris Rita.

Lalu dengan perlahan Pak Rudi mulai mendorong penisnya, Rita menangis memohon agar Pak Rudi berhenti. Tanpa mendengarkan tangisan Rita, Pak Rudi terus mendorong dan merasakan bibir vagina Mahasiswi cantik berjilbab lebar itu mulai terbuka. Dan Dari mulut Rita terdengar jeritnya � ahwwwwww �

Rita merasa nyeri di vaginanya. Liangnya di buka paksa oleh penis besar Pak Rudi. Rita mengejang.

Lalu Pak Rudi merasakan kepala penisnya mulai masuk ke dalam vagina Rita diiringi oleh hentakan nafas dari Aktifis kampus cantik berjilbab lebar bertubuh sekal itu . Terus mendorong, Pak Rudi merasakan jepitan erat dari dinding vagina Rita di penisnya.

Pak Rudi melihat Rita, gadis mahasiswi berjilbab ebar yang cantik sekali, dan tubuh yang merangsang Tengah merintih kesakitan , dan mengerang.

Perlahan Pak Rudi mulai mendorong lagi, ia sangat bernafsu untuk merasakan nikmat vagina Rita. Rita sudah meronta sekuat tenaga, tapi Pak Rudi tidak merasakannya sedikitpun. Perlahan, perlahan sekali , Akhirnya penis sepanjang 18 cm itu terbenam seluruhnya. Rita menjerit keras � aghhh ,sakittt. Sudah� cabut. Paaakkk� �.

Pak Rudi , melumat bibir mungil Rita untuk membungkam jeritnya. Dan perlahan dia menggoyang penisnya. Gadis cantik berjilbab lebar berwajah ayu dan lugu itu mengejan , kesakitan. Pak Rudi terus mengeluarkan dan memasukan penis besarnya di liang vagina mahasiswi berjilbab cantik yang santun dan lugu itu. Rita terus mengeliat , menahan nyeri di vaginanya.
Pak Rudi terus bergerak pelan , Rita mulai tenang. Pak Rudi trus menggoyang pelan. � aghh aghh sakit pak. . �. Tapi Pak Rudi tak peduli. Terus mengoyang dengan pelan.

Sampai Pak Rudi merasa sudah hampir sampai di puncak kenikmatannya , ,dan mulai mengoyang cepat , dan menghentak hentak. Ini membuat Rita menjerit jerit kesakitan � aggghh sakit pelan pelan , aghhhh sakit. . �.

Pak Rudi , terus menggoyang , dan mendengus. Dan akhirnya dia membenamkan habis batang penisnya , lalu Dia tegang. dan menumpahkan spermanya di liang vagina Rita. Perlahan penis besarnya mengecil , dan mulai di cabut dari liang vagina Gadis perawan alim berjilbab lebar yangs elalu menjaga pandangannya itu . Sperma Pak Rudi turut mengalir keluar , bersamaan penisnya.

Rita lemas sekali , dan nafasnya tersenggal , mahasiswi cantik berjilbab lebar itu terisak menangis sejadi-jadinya.

Pak Rudi tertawa sambil berkata, � iyah saya tahu , memek kamu belum terbiasa sama kontolku , besok besok pasti memek kamu biasa koq. . �.

� Besok besok , Apa maksud bapak. . � kata Rita sambil terus terisak.

� iyah , kalau besok aku entot kamu pasti kamu sudah tak begitu sakit lagi , karena memek kamu sudah melar , ha ha ha�� kata Pak Rudi.

� tidak pak saya , tidak mau lagi. . � kata Rita.

Pak Rudi tersenyum � kamu tahu , apa gunanya , Aku memfoto kamu tadi. . �.

Rita tertunduk , mahasiswi cantik berjilbab lebar itu sudah tahu ini pasti terjadi. � maaf , Rita kamu akan jadi buduk nafsuku , sayang ha ha ha � kata Pak Rudi sambil tertawa.

Lalu Pak Rudi memberinya beberapa lembar tisuue , � nih , lap memek kamu , ayo aku antar kamu pulang. . � katanya. Rita membersihkan sisa sisa sperma dosennya , lalu merapikan kembali baju dan jilbabnya yang awut-awutan.

Rabu, 04 April 2012

[Cerita Panas] Kenikmatan Perampokan Bank

[Cerita Panas] Kenikmatan Perampokan Bank: Sebuah perampokan di bank membawa pengalaman baru bagi istri seorang pengusaha. Suaminya menganggap itu kejadian musibah biasa, tapi sang istri menyimpan itu sebagai suatu rahasia. Diikat menjadi satu dengan Satpam bank akhirnya membawa sensasi luar biasa.

Chapter 1: Pandangan Suami



Perampokan bersenjata di bank siang itu membawa pengalaman traumatik bagi Aris Hendrawan (35), seorang pengusaha mutiara. Siang itu ia bersama istrinya Kristin (30) berada dalam bank tersebut untuk sebuah transaksi keuangan perusahaan mereka.



Suasana bank cukup ramai, bersama para nasabah lainnya Aris dan Kristin mengantri menunggu layanan kasir. Tiga kasir bank sibuk melayani nasabah, satu persatu.



Lima orang lelaki perbusana serba hitam ditutup jaket kulit hitam tiba-tiba masuk ke ruang tunggu dan langsung mengeluarkan senjata api jenis pistol dan sebuah laras panjang.



�Jangan ada yang bergerak.. semuanya diam, jangan membuat tindakan ceroboh atau kepala kalian akan pecah,� teriak seorang lelaki yang memimpin.



Ini perampokan, pikir Aris. Suasana sempat kacau penuh teriakan dan para nasabah berhamburan, Aris mengikuti beberapa nasabah yang lari ke lantai dua.



Kawanan rampok itu kemudian menyebar, dua orang masuk ke sisi kasir, sedangkan tiga lainnya sibuk mengacungkan senjata ke nasabah. Seorang lainnya mengejar nasabah yang lari ke lantai dua.



Aris dan enam nasabah dilantai dua tak berkutik ditodong senjata, mulit mereka ditempel lakban, sementara para nasabah di lantai dasar juga sudah sepi tak berani bersuara.



Kawanan rampok mengikat para nasabah. Ada yang tiga menjadi satu, ada yang dua menjadi satu, dan semua mulut mereka ditempel lakban.



Dari balkon dalam lantai dua, bisa melihat semua di lantai satu, tapi ia mendadak khawatir karena tidak melihat Kristin istrinya.



Seorang perampok menjaga di pintu, satpam yang berjaga di meja dalam juga tidak terlihat, hanya pakaiannya tergeletak di lantai, mungkin ia ditelanjangi rampok.



Dua kawanan rampok naik ke lantai dua untuk memeriksa letak brangkas diantar seorang wanita kasir yang ditodong pistol.



Aris mencoba bergeser ke ujung balkon, ia mencari Kritin.Aris lega, ternyata Kristin berada di sebuah lorong sempit menuju toilet. Aris meihatnya terikat menjadi satu dengan seorang lelaki tegap, ia pasti satpam bank, karena hanya mengenakan celana kolor dan kaos dalam.



Tubuh Kristin dan satpam itu terikat menyatu berhadapan dilakban melingkar dibagian pinggang dan dada. Tangan mereka juga diikat lakban ke belakang. Keduanya berbaring dilorong menyamping berhadapan, mulut masing-masing juga tertutup lakban.



Dalam suasana tegang itu, Aris melihat satpam dan Kristin terus berusaha melepas ikatan mereka dengan cara bergerak terus bersamaan untuk melonggarkan lilitan lakban.



Perampokan berjalan hampir satu jam, sampai akhirnya kawanan rampok berhasil kabur membawa jarahannya. Aris bersyukur, Kristin dan satpam bank akhirnya terlepas dari ikatan. Si satpam kemudian membantu nasabah lainnya sementara Kristin membuak ikatan Aris.

�Untung kita nggak diapa-apakan ya ma..,� kata Aris merangkul istrinya. Mereka kemudian pulang.



Chapter 2: Kasaksian Istri



Bagi Kristin, perampokan di bank itu menimbulkan trauma sesaat tetapi berakhir dengan sensasi seks yang selama ini tak pernah ia bayangkan.



Terikat di lorong sempit dengan tubuh berdempetan berhadapan dengan lelaki lain membuat Kristin risih bukan kepalang, apalagi si lelaki hanya mengenakan kaos dalam dan celana kolor. Tapi perasaan itu terkubur lantaran takut yang dirasakannya melihat kawanan rampok bersenjata itu.



Sekitar tiga menit berbaring berhadapan seperti itu, Kristin melihat lelaki di depannya berhasil membuka lakban di mulutnya setelah beruang keras mendorong lakban itu dengan lidahnya.



�Tenang bu.. saya Partodi satpam di bank ini. Maaf pakaian saya tadi dilucuti rampok. Sepertinya sekarang mereka sedang membongkar brangkas dan tak mungkin kembali ke mari, ayo kita berusaha lepaskan ikatan ini bersama ya..,� kata satpam Partodi. Kristin mengangguk saja dan berharap upaya mereka berhasil.



Partodi kemudian melepaskan lakban di mulut Kristin dengan cara menggigit sisi lakban dan menariknya. Kristin sempat terpekik merasakan perih bibirnya tertarik rekatan lakban, tapi kemudian berusaha tenang.



�Terus bagaimana caranya,� tanya Kristin menanyakan cara mereka melepaskan ikatan lakban di tubuh. Sepertinya sulit karena masing-masing tangan mereka terikat ke belakang dililit lakban, sementara lakban lainnya melilit rapat menyatukan bagian pinggang, perut mereka berdempetan.



Partodi lalu menjelaskan pada Kristin bahwa sifat karet pada lakban dapat digunakan sebagai kesempatan mereka lolos dari ikatan. Caranya dengan terus bergerak agar lakban menjadi molor dan longar elastis.



�Kita masih punya kaki yang bebas bu. Saya akan membalik badan dan ibu harus berusaha berposisi di atas saya. Setelah itu kaki ibu bisa menjejak lantai mendorong ke arah atas tubuh saya� mungkin akan berhasil,� kata Partodi. Ia segera mengubah posisi mereka dari yang sebelumnya berbaring miring berhadapan, menjadi saling tindih, Kristin berada di atas. Ini dilakukan Partodi agar Kristis tidak merasa berat jika Partodi yang berada di atas, sebab bobot Partodi yang tinggi besar tentu akan menyesah Kristin bila tertindih.



Posisi Kristin sudah di atas tubuh Partodi. Ia menuruti perintah Partodi dan mulai menggerakan badannya ke arah atas tubuh Partodi dengan menjejakkan kaki di lantai. Tapi rok span yang dikenakannya menghalangi usaha Kristin menjejakkan kaki secara maksimal mekantai, sebab ia harus lebih mengangkangkan kakinya agar bisa melewati kaki Partodi di bawah kakinya.



Kristin terus berupaya dan akhirnya ia bisa mengangkangkan kaki lebih lebar, akibat gesekan tubuh mereka, rok Kristin naik sampai bongkahan pantatnya terlihat. Tapi tak apa, pikir Kristin, demi usahanya menjejak kaki ke lantai. Lagi pula Partodi tak mungkin melihat pantatnya karena ia berada di bawah Kristin.



�Terus goyang bu.. sudah mulai longgar ikatannya,� Partodi berbisik pada Kristin. Entah mengapa kata-kata �goyang� yang dibisikan Partodi membuat Kristin risih. Ia baru sadar gerakannya berusaha melepas ikatan terkesan menjadi gerakan yang erotis.



Ia juga baru sadar kalau sejak tadi payudara 36Dnya terus menggerus dada Partodi, dan gerakan demi gerakan yang menimbulkan gesekan di tubuh keduanya mulai mempengaruhi libido Kristin.



�Astaga.., bang Partodi. Apa ini..? kok terasa keras.. Tolong bang, abang nggak boleh terangsang.. ini dalam perampokan..,� Kristin berbisik balik ke Partodi saat merasakan sesuatu benda mengeras hangat terasa di bawah pusar Kristin. Penis Partodi rupanya ereksi setelah beberapa lama merasakan gesekan tubuh Kristin.

�Oh.. ehh.. maaf bu.. saya sudah berusaha untuk mengabaikan rasanya tapi gesekan-gesekan itu mengalahkan pikiran saya bu. Maaf bu.. tapi saya pikir ini alami bagi lelaki, yang terpenting sekarang kita harus terus berusaha melepas ikatan ini bu.. sebelum perampok itu kembali ke mari,� Partodi agak gugup dan malu menyadari Kristin mengetahui penisnya mulai bangun.



�Ya sudah.. nggak apa-apa, asal bang Partodi jangan macam-macam ya..,� kata Kristin. Ia sadar tak bisa menyalahkan Partodi. Dan lagi benar apa Partodi bahwa itu sangat alami dan Kristin juga merasakan hal yang sama, ada kenikmatan menjalari tubuhnya setiap kali gerakan bergesek ia lakukan.



Pikirnya, perampokan bank yang menyebabkan mereka berdua berada dalam posisi terikat seperti itu, dan mereka harus bersama kompak melepaskan ikatan tersebut.



Kristin kembali memusatkan pikirannya pada upaya melepaskan lakban. Ia kembali menggerakan tubuhnya menggesek tubuh Partodi dari atas ke bawah dan sebaliknya dari bawah ke atas, agar ikatan lakban melonggar. Upayanya cukup berhasil, kini jarak gesekan sudah bisa lebih jauh menandakan lakban mulai longgar elastis.



Bagian perut Kristin sudah bisa menjangkau perut Partodi bagian atas, Kristin berusaha terus menjejak lantai agar tubuhnya terdorong naik lebih jauh.



�Ehmm bu.. coba lagi ke bawah.. terus dorong lagi ke atas.. sudah mulai longgar lakbannya..,� suara Partodi semakin parau. Tubuh Kristin yang terdorong ke atas membuat penis Partodi kehilangan sentuhan, sebab selangkangan Kristin kini sudah diatas melewati ujung penisnya.



Kristin setuju dengan Partodi, mungkin gerakan harus kembali ke bawah lalu kembali lagi ke atas sehingga ikatan lakban makin molor elastis.



Tapi gerakan ke bawah yang dilakukan Kristin justru membuat keadaan mereka berdua berubah. Pikiran masing-masing milau terpecah antara kenikmatan yang mulai dirasakan atau upaya melepas lakban.



�Enghhh..,� Kristin melenguh kecil. Ia merasakan ujung penis Partodi menyentuh CD yang dipakainya. Panis Partodi yang sudah sangat tegang terdoring keluar dari balik celana kolornya, lantaran gesekan membuat kolornya melorot. Kini, setiap gerakan Krsitin membuat koneksi ujung penis Partodi kian terasa mendorong-dorong CD Kristin. Rasa nikmat kekenyalan itu terasa semakin sering di bibir vagina Kristin yang terhalang CD.



Kristin terus berupaya memecah pikirannya agar tetap konssntrasi beregerak demi melepas ikatan lakban, tapi semakin bergerak dan semakin gesekan terjadi membuah gairah seksualnya terdongkrak naik. Lama-lama ia merasakan Cdnya membasah oleh cairan vaginannya sendiri. Apalagi, dari bawah Partodi juga terus bergerak berusaha melepaskan ikatan lakban ditanganya yang tertindih ke belakang. Hal ini membuat erotisme tersendiri dirasakan Kristin.



�Enghh.. ahhss..,� Kristin mendesah dan menghentikan gerakannya. Ia menyadari kini posisi sudah sangat gawat. Gerakan-gerakannya justru mengantar ujung penis Partodi mengakses bibir vaginanya lewat sisi kiri CD-nya. Kristin merasakan kepala penis Partodi sudah berada tepat di tengah bibir vaginanya yang basah dan sudah tidak terhalang CD yang kini melenceng ke samping.



�Hmm.. bu, kenapa berhenti.. sudah hampir lepas ikatannya nih..,� Partodi terus bergerak berusaha melepas ikatan tangannya. Tapi ia juga merasakan penisnya sudah menyentuh kulit vagina Kristin secara langsung, karena sisi CD kristin yang membasah tergeser ke samping.



Kristin berusaha mengembalikan konsentrasinya, dan berusaha menjejak kaki ke lantai agar tubuhnya naik dan vaginanya menjauh dari penis Partodi. Namun upayanya gagal, kini ikatan lakban justru mengancing posisi itu, Kristin tak mungkin naik, hanya bisa turun ke bawah beberapa kali lalu naik lagi setelah ikatan melonggar kembali.



Kristin mulai putus asa. Ia harus bisa lebih cepat melepaskan ikatan lakban itu sebelum penis Partodi mengakses lebih jauh vaginanya. Pikiran sadarnya masih berjalan dan menyadari sesaat lagi ia akan disetubuhi Partodi, dalam keadaan terpaksa begitu.

Konsentrasi Kristin gagal. Gerakan Partodi dari bawah membuat kepala penisnya mulai masuk membelah bibir vagina Kristin.



�Ough..,� Partodi tak kuasa menahan desah kenikmatan merasakan kepala penisnya menguak bibir vagina Kristin. Ia terus bergerak berusaha melepas ikatan ditangannya yang tertindih tubuh, tapi setiap gerakannya membuat kepala penisnya mulai bermain keluar masuk di bibir vagina Kristin.



Hal itu memberi sensasi kenikmatan pada Kristin, ia masih berusaha diam diatas tubuh Partodi sampai ada kesempatan menjejak kaki agar vaginanya menjauh dari penis Partodi. Kristin akhirnya berspekulasi. Sekali gerakan ke bawah, lalu sekuat tenaga menjejak kaki ke lantai tentu akan membantunya menjauhkan vaginanya dari penis Partodi.



�Enghhsshh.. ahh.., bang jangan gerak duluhh.. ini nggak boleh terjadi bang, saya wanita bersuami dan abang pasti sudah beristri kan?.� kata Kristin, wajahnya bersemu merah. Tubuh dan wajah Kristin serta kulitnya yang putih mirip dengan artis Mona Ratuliu.



�Iya bu.. saya juga pikir begitu. Tapi bagaimana lagi, posisi kita sulit berubah selama ikatan ini..,� jawab Partodi, ia juga menjadi serba salah dengan posisi itu.



�Oke bang.. sekarang gini aja.. saya akan bergerak turun, dan mungkin itu akan terjadi.. anu abang bisa masuk ke anu saya.. tapi itu hanya sekali ya, dan saya akan mendorong ke atas membuatnya lepas lagi. Setelah itu kita konsentrasi lagi untuk melepas lakban sialan ini..,� kata Kristin dengan nafas berat.



�Iya.. iya. Terserah ibu. Tapi tolong saya jangan dilaporkan ke atasan saya apalagi polisi bu. Kalau kontol saya masuk ke pepek ibu.. nanti saya dibilang memperkosa,� Partodi polos ketakutan.



�Hnnggaak bang.. ini kan karena perampokan sialan itu, jadi bukan salah saya atau abang.. kita sama-sama berusaha keluar dari masalah ini kok.. sekarang abang diam ya.. saya akan berusaha. Ehmm� enghhmmmpp� ahssstt banngghh� ahhhkksss,� Kristin mengerakan tubuhnya bergeser ke bawah. Gerakan itu membuat bibir vaginanya yang sudah menjepit ujung penis Partodi menelan setengah penis itu.



Partodi agak hitam kulitnya, tapi wajahnya manis seperti artis Anjasmara, dan badannya kekar. Penis Partodi dirasakan Kristin lebih besar dan padat dari penis Aris suaminya. Kristin merasakan sensasi nikmat saat kepala penis Partodi terbenam di vaginanya.



�Ayo bu.. dorong lagi ke atas biar lepas,� Partodi khawatir karena kini penisnya sudah mulai menyetubuhi Kristin.



�Iya bang.. hmmmpphh aahhss� banghhsss.. emmpphh.. ahssss,� Kristin berusaha menjejak kaki ke lantai agar tuuhnya terdorong ke atas dan penis itu lepas dari vaginanya, tapi keadaan tak berubah, ikatan lakban mengancing bagian pinggang mereka membuat Kristin tak mungkin menaikkan tubuhnya.



�Akhhss.. bangghh.. gimana inihh.. ahsss..,� Kristin kembali diam tak bergerak, separuh penis Partodi yang dirasanya mebuat nafasnya semakin berat.



�Oke.. sekarang ibu diam saya biar tidak semakin masuk kontol saya. Saya akan berusaha melepas ikatan tangan saya bu.. engghhh,� Partodi mengangkat pinggulnya dan pantatnya menjauh dari lantai agar tangannya bisa bergerak bebas, lalu berusaha melepas dua tangannya dari ikatan lakban. Peluh sudah membasahi tubuh keduanya.



Partodi melakukan itu beberapa kali. Pinggul dan pantatnya yang terangkat menjauh dari lantai membuat akses penisnya masuk lebih dalam ke vagina Kristin. Kristin sudah pecah konsentrasi, kini pikirannya hanya merasakan kenikmatan separuh penis Partodi yang keluar masuk perlahan ke vaginanya mengikuti gerakan pinggul Partodi.



�Akhhss bangghhss ouhh.. akhhh.. ahkkk� enghhhmm,� Kristin semakin mendesah, kini pinggul Kristin melayani gerakan Partodi, ia malah berusaha agar penis Partodi terasa lebih dalam di vaginanya.



Tangan Partodi sudah terlepas dari ikatan dan kini bebas. Tapi libido yang sudah tinggi membuat Partodi bukannya melepaskan ikatan lakban di pinggang mereka, ia justru membuak kancing-kancing baju Kristin dan meremasi payudara Kristin.



�Emmphhh� banghhsss emmphhhhsss,� Kristin semakin hilang kendali diperlakukan seperti itu, kini bibirnya menyambut bibir Partodi, mereka berkecupan sangat dalam dan cukup lama.



Partodi meloloskan susu Kristin dari Bra-nya dan mulai menghisapi payudara Kristin, lalu kedua tangannya mengarah ke bawah dan mengamit sisi CD Kristin agar penisnya mengakses jauh vagina Kristin. Saat itu penisnya sudah bisa masuk utuh ke vagina Kristin, tangannya menekan dan meremasi pantan Kristin membuat Kristin semakin mendesis.



�Ouhgg.. ahhgg.. bu.., tangan saya sudah lepas.. kita bebasin dulu ikatannya atau bagaimana? ouhgg,� Partodi bertanya sambil menahan kenikmatan digenjot Kristin. Ya pinggul Kristin sudah cukup lama menggenjot Partodi membuat penis Partodi bebas keluar masuk ke vagina Kristin.



�Akhh banghh� sshh.. terserah abanghhh sekaranghhh.. ouhss..,� Kristin sudah sangat melayang merasakan kenikmatan penis Partodi, apalagi rangsangan Partodi secara liar di payudaranya membuatnya semakin hilang kendali.



�Baik buhh.. akhh.. kalau begituhh kita tuntaskan duluh.. ouhsss..,� Partodi kemudian melepaskan ikatan tangan Kristin tapi membiarkan ikatan di pinnggang mereka tetap seperti semula.



�Iyaahh banghh.. terusinnn duluhh� akhhsss.. ouhh�,� tangan Kristin yang sudah bebas langsung merangkul leher Partodi dan keduanya kembali saling berpagutan, sementara gerakan pinggul Kristin semakin liar.



Masih disatukan dengan ikatan di pinggang, Partodi membalik tubuh Kristin sehingga kini Kristin ditindihnya. Ia lalu menggenjot pantatnya membuat penisnya membobol vagina Kristin secara utuh. Cairan vagina Kristin menimbulkan bunyi kecilpakan setiap kali berbenturan dengan pangkal penis Partodi.



Kristin merasakan gerakan Partodi makin keras dan makin cepat mengakses vaginanya, kenimatan mulai memuncak di klitorisnya seolah mengumpul panas hingga bongkahan pantatnya. Ia mengimbangi gerakan Partodi dengan menggoyang pinggulnya.



�Oughh.. banghhhss� akhhsss.. sayaahhh banhgg� akhhhsss say..ah.. sampaaiiihhh bangghhsss� ouhhhggg�,� Kristin merasakan klimaksnya memuncak, pertahanannya bobol dihantam penis Partodi yang terus menerus menghujam. Tubuhnya menegang merasakan kontraksi otot vaginanya berkedutan intens mengantar kenimatan puncak.



�Aghh� ahhh� yehh� buhhh� akhhsss uhhh�mmmpphhh..,� Partodi membenamkan seluruh penisnya ke vagina Kristin dan melepas spermanya menyembur dinding rahim Kristin sambil bibirnya langsung melumat bibir Kristin. Tubuh keduanya seakan menegang bersamaan mencapi klimaks seksual.



Beberapa saat setelah itu, Partodi lalu melapas iakatan lakban yang menyatukan pingang mereka. Mereka berdua lalu merapihkan busana masing-masing. Perampokan baru saja usai, dan kawanan perampok sudah meninggalkan bank dengan barang jarahannya.



�Emm.. bu.. maafkan atas yang bausn terjadi bu. Saya hilaf� engg..,�



�Sudah.. sudah bang. Lupakan saja ya.. saya juga hilaf..,� Kristin memotong pembicaraan Partodi. Keduanya lalu berkenalan lebih jauh dan berjanji untuk sama-sama menyimpan kejadian itu hanya di antara mereka berdua.



Keduanya lalu berpisah, Partodi menolong membebaskan nasabah bank di ruang tunggu, sementara Kristin mencari Aris suaminya yang terikat di lantai dua. Kristin menjaga rahasia bahwa apa yang dilihat Aris dari lantai dua tak seperti yang sesungguhnya terjadi dan dinikmati olehnya.()